Jumat 30 Oct 2020 10:34 WIB

PTPN Lakukan Program Peremajaan Kebun Kelapa Sawit

Program PSR karena tanaman yang tidak produktif di perkebunan sawit rakyat.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Fuji Pratiwi
Petani di kebun sawit (Ilustrasi). Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) melalui seluruh anak perusahaannya melakukan Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR).
Foto: Darmawan/Republika
Petani di kebun sawit (Ilustrasi). Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) melalui seluruh anak perusahaannya melakukan Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) melalui seluruh anak perusahaannya melakukan Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR).

Direktur Holding Perkebunan Nusantara PTPN III M Abdul Ghani mengatakan, hal ini merupakan upaya BUMN perkebunan untuk mengembangkan kebun sawit rakyat dengan melakukan penggantian tanaman lama dengan tanaman baru. Hal ini sesuai dengan prinsip-prinsip good agricultural practices (GAP).

Baca Juga

"Program PSR ini dilatarbelakangi permasalahan tanaman yang tidak produktif di perkebunan sawit rakyat," ujar Ghani dalam keterangan tertulis yang diterima Republika di Jakarta, Jumat (30/10).

Ghani berharap melalui Program PSR atau Program Replanting Sawit dapat meningkatkan produksi sawit dan memberikan hasil yang optimal. Dengan begitu, kesejahteraan petani plasma meningkat. Di samping juga untuk menjaga kesinambungan pasokan bahan baku ke pabrik PTPN Group.

Ghani juga mengharapkan melalui program PSR, produksi kebun sawit dapat meningkat sejalan dengan rencana peremajaan kebun sawit milik anak perusahaan PTPN I hingga PTPN XIV seluas 223.720 hektare. 

BUMN Untuk Sawit Rakyat ditandai dengan tanam perdana peremajaan kebun sawit plasma PTPN V sebagai anak perusahaan Holding Perkebunan Nusantara

"Sebagai dukungan perusahaan dalam percepatan program peremajaan sawit rakyat (PSR), PTPN V telah melakukan kerja sama dengan Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS Medan) dalam penyediaan 1,5 juta bibit kelapa sawit," ungkap Ghani. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement