Kamis 29 Oct 2020 23:48 WIB

Garuda Berencana Garap Penerbangan Kargo Ekspor Laut

Garuda tengah menggarap potensi bisnis penerbangan kargo untuk ekspor laut

Pekerja melakukan pengecekan akhir livery masker pesawat yang terpilih sebagai pemenang, sebelum peluncuran pesawat Garuda Indonesia Boing 737-800 NG bercorak khusus yang menampilkan visual masker bertema Indonesia Pride pada bagian moncong pesawat di Hanggar GMF AeroAsia Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Senin (12/10/2020). Pemberian gambar masker pada pesawat merupakan dukungan Garuda Indonesia terhadap program edukasi pemerintah melalui kampanye
Foto: ANTARA/Muhammad Iqbal
Pekerja melakukan pengecekan akhir livery masker pesawat yang terpilih sebagai pemenang, sebelum peluncuran pesawat Garuda Indonesia Boing 737-800 NG bercorak khusus yang menampilkan visual masker bertema Indonesia Pride pada bagian moncong pesawat di Hanggar GMF AeroAsia Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Senin (12/10/2020). Pemberian gambar masker pada pesawat merupakan dukungan Garuda Indonesia terhadap program edukasi pemerintah melalui kampanye

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menjelaskan bahwa maskapai nasional tersebut tengah menggarap potensi bisnis penerbangan kargo untuk mendukung ekspor produk makanan laut.

Dengan masih turunnya volume penerbangan penumpang ketika pandemi, Irfan menyadari bahwa pergerakan barang terutama bahan pangan terus berjalan, bahkan meningkat dengan adanya e-commerce.

Meski saat ini porsi untuk penerbangan kargo masih berkisar 20 persen daripada penerbangan penumpang, Irfan meyakini bahwa potensi ekspor salah satunya pada produk makanan laut masih sangat besar."Dari proporsi kargo dan penumpang saat ini masih 20 persenan, tapi saya optimis kalau ini kita seriusi, kita tekuni, mudah-mudahkan proporsinya bisa sampai di 30an persen," kata Irfan di Jakarta, Kamis (29/10).

Irfan menjelaskan bahwa Garuda kini memiliki dua rute penerbangan khusus kargo ke luar negeri, yakni Makassar-Singapura dan Manado-Narita (Jepang).

Kapasitas daya angkut untuk rute Makassar-Singapura dengan penerbangan sekali dalam sepekan, rata-rata 40 ton setiap penerbangan dengan menggunakan armada regular Airbus A330-300.

Sementara itu, layanan penerbangan khusus kargo rute Manado-Narita yang juga sekali sepekan mencapai sekitar 35 ton setiap penerbangan dengan armada Airbus A330-200.

Menurut Irfan, layanan penerbangan kargo ini akan membantu nelayan untuk mendapatkan pasar ekspor yang lebih menguntungkan dari segi harga. Apalagi, komoditas laut segar juga sangat diminati oleh masyarakat Jepang. Selain itu, jarak tempuh dari Manado atau Makassar yang lebih dekat, akan lebih menekan biaya logistik, dibandingkan jika pengiriman dilakukan dari Jakarta.

Ia pun tidak keberatan menambah armada pesawat untuk layanan penerbangan kargo jika nantinya terjadi peningkatan volume pengiriman barang.

"Seminggu sekali dari waktu ke waktu sudah mulai meningkat. Kalau memang sampai di kapasitas satu pesawat dan ada kebutuhan lebih, buat saya tidak ada masalah tambah lagi satu pesawat karena ini mendorong ekspor. Ikan dan seafood itu ekspor yang sebenarnyapowerful namun terabaikan," kata Irfan.

Di luar rute ekspor, Garuda juga melayani 10 penerbangan domestik dalam sehari untuk layanan kargo. Oleh karena itu, Mantan CEO Sigfox Indonesia tersebut optimistis bahwa bisnis penerbangan kargo menjanjikan di tengah penurunan penumpang saat pandemi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement