Kamis 29 Oct 2020 22:15 WIB

Pompeo Klaim Abraham Accord Bermanfaat Buat Palestina

AS tetap mendorong terciptanya solusi dua negara.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Michael Pompeo menjadi pembicara dalam dialog dengan GP Ansor di Jakarta, Kamis (29/10). Dialog tersebut membahas tentang memelihara peradaban aspirasi islam sebagai rahmatan lil alamin antara Indonesia dan Amerika Serikat.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Michael Pompeo menjadi pembicara dalam dialog dengan GP Ansor di Jakarta, Kamis (29/10). Dialog tersebut membahas tentang memelihara peradaban aspirasi islam sebagai rahmatan lil alamin antara Indonesia dan Amerika Serikat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Amerika Serikat (AS) menyatakan bahwa Abraham Accords, atau perjanjian normalisasi hubungan diplomatik antara Israel dengan negara-negara Arab, juga memberikan manfaat bagi Palestina. Dalam acara pertemuan dengan Gerakan Pemuda Ansor di Jakarta, Kamis, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menyebut rencana perdamaian Timur Tengah itu diusulkan oleh Presiden Donald Trump untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik bagi semua orang di kawasan itu, termasuk masyarakat Palestina.

"Apa yang telah kami lakukan dengan visi perdamaian Presiden--dan Abraham Accords termasuk di dalamnya--meningkatkan kapasitas rakyat Palestina untuk mempunyai negara, dengan cara yang kami paparkan pada visi perdamaian itu," kata Pompeo.

Baca Juga

Uni Emirat Arab (UAE) dan Bahrain adalah dua negara Arab yang menandatangani deklarasi bersama Abraham Accords dengan Israel, yang dijembatani oleh AS, pada 15 September 2020.

Normalisasi hubungan resmi Israel-UAE dan Israel-Bahrain tersebut mendapat beragam tanggapan. Kritikus menganggap kesepakat ini yang hanya menguntungkan Israel dan semakin meninggalkan Palestina.

Sejak rencana normalisasi hubungan itu diumumkan pada Agustus 2020, Palestina sendiri langsung bersikap keras dengan menyatakan penolakan serta kecaman. Palestina menyebut kesepakatan itu sebagai "suatu pengkhianatan atas perjuangan rakyat Palestina."

Namun, Israel dan AS tetap menjalankan lobi politik dengan negara-negara Arab lain. Pada 23 Oktober 2020, Sudan menjadi negara Arab ketiga yang sepakat menjalin kembali relasi diplomatik dengan Israel--dan Trump menghapus Sudan dari daftar negara pendukung terorisme.

Menurut Pompeo, pihaknya menjalankan rencana perdamaian Timur Tengah itu berdasarkan ide solusi dua negara (two-states solution), yakni Palestina dan Israel hidup berdampingan satu sama lain.

"Kami percaya bahwa [...] masyarakat Palestina harus ikut masuk dalam percakapan (tentang perdamaian ini, red) demi memunculkan hasil yang baik bagi mereka. [...] Kami menghadirkan keuntungan dan bantuan ekonomi yang nyata, yang menurut kami hal mendasar untuk melakukan pembahasan," kata Pompeo.

"Kami juga merasa bahwa Abraham Accords menciptakan kondisi di mana negara-negara Arab sekarang menyadari bahwa Israel mempunyai hak untuk hidup, dan kami berharap orang-orang Palestina akan pula mengakui hal itu dengan cara yang sama hingga nanti kita dapat memulai pembahasan tersebut."

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement