Kamis 29 Oct 2020 16:01 WIB

Huawei Indonesia Mendukung Program Vokasi Pemerintah

Huawei Indonesia dukung program vokasi lewat kerja sama dengan KSP

 Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko dan CEO Huawei Indonesia Jacky Chen saat melakukan penandatanganan kerjasama dengan Huawei Indonesia di Jakarta Kamis (28/10). Nota kesepahaman (MoU) dengan Huawei Indonesia berisi pengembangan 100 ribu SDM di Indonesia melalui Pendidikan vokasi.
Foto: Huawei Indonesia
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko dan CEO Huawei Indonesia Jacky Chen saat melakukan penandatanganan kerjasama dengan Huawei Indonesia di Jakarta Kamis (28/10). Nota kesepahaman (MoU) dengan Huawei Indonesia berisi pengembangan 100 ribu SDM di Indonesia melalui Pendidikan vokasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Kabinet Indonesia Maju menjadikan pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai prioritas pembangunan nasional. Kebutuhan SDM yang menguasai teknologi dan informasi  menjadi syarat penting tercapainya target pembangunan nasional.

“Untuk menciptakan ekosistem digital kita butuh kerjasama dengan semua pihak termasuk industri agar talenta yang kita miliki bisa berkembang,” ujar Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko saat melakukan penandatanganan kerjasama dengan Huawei Indonesia di Jakarta Kamis (28/10).

Penandatangan Nota Kesepahaman antara Huawei Indonesia dan KSP menjadi bertambah istimewa karena bersamaan dengan digelarnya peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-92 yang bertema “Bersatu dan Bangkit”. Penandatangan kerjasama  berdurasi lima tahun ini diharapkan bisa memberikan peluang kepada talenta yang dimiliki Indonesia. 

Nota kesepahaman (MoU) dengan Huawei Indonesia berisi pengembangan 100 ribu SDM di Indonesia melalui Pendidikan vokasi. Diharapkan nantinya SDM Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang dimiliki  Indonesia  bertaraf internasional. 

Moeldoko mengapresiasi komitmen Huawei Indonesia untuk mendukung pengembangan SDM yang menguasai teknologi informasi. Sebab menurutnya, bidang tersebut  menjadi fondasi penting bagi Indonesia untuk menjadi kekuatan ekonomi dunia  pada 2045. 

Hingga 2030, Indonesia membutuhkan 9 juta SDM mumpuni di bidang TIK yang menguasai teknologi digital terdepan seperti Cloud, Kecerdasan  Artifisial, Analitik Big Data, 5G hingga IoT. “Ini kebutuhan yang butuh  sinergi sejumlah pihak. Pemerintah tidak bisa sendiri, demikian pula swasta,” ujarnya.

CEO Huawei Indonesia, Jacky Chen, menyatakan kesiapan pihaknya untuk mendukung komitmen Pemerintah Indonesia ini. Menurut Chen keterlibatan aktif  dalam pengembangan kualitas SDM di bidang TIK berkompetensi global merupakan  bagian dari komitmen panjang Huawei sejak tahun lalu. 

“Melalui Huawei ASEAN Academy Indonesia, kami menggelar berbagai pelatihan,  seminar, studi banding, sertifikasi, hingga kompetisi yang dirancang  memperkaya wawasan, memperdalam pemahaman, serta meningkatkan penguasaan terhadap teknologi teknologi  terdepan,”  ujarnya

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement