Kamis 29 Oct 2020 11:44 WIB

Nasihat Nabi Muhammad SAW untuk Pemuda

Perayan Maulid Nabi semakin berarti karena bersamaan dengan perayaan Sumpah Pemuda

Warga secara gotong royong memasak kuah beulangong (kari daging sapi) pada perayaan maulid Nabi Muhammad SAW di Desa Ilie, Banda Aceh, Aceh. (ilustrasi)
Foto: Antara/Irwansyah Putra
Warga secara gotong royong memasak kuah beulangong (kari daging sapi) pada perayaan maulid Nabi Muhammad SAW di Desa Ilie, Banda Aceh, Aceh. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, -- Oleh Faozan Amar, Sekretaris LDK PP Muhammadiyah dan Dosen FEB UHAMKA

Bulan Oktober tahun 2020 ini terasa istimewa. Tak hanya kita memperingati hari Sumpah Pemuda yang ke 92 tahun, tetapi kita juga memperingati Maulid Nabi Muhammad Saw 1442 H. Dan masyarakat Indonesia mendapatkan cuti bersama dari Pemerintah, sehingga bisa digunakan untuk berlibur bersama keluarga.

Sumpah Pemuda ini menegaskan pentingnya cita-cita akan adanya satu tanah air Indonesia, satu bangsa Indonesia, dan  satu bahasa Indonesia. Sumpah Pemuda memiliki makna yang penting bagi bangsa Indonesia, yakni menyatukan perjuangan para pemuda dalam mewujudkan kemerdekaan. Sehingga hal itu menjadi salah satu tonggak penting sejarah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Maka menjadi wajar dan beralasan jika setiap 28 Oktober kita peringati sebagai hari Sumpah Pemuda. 

Pada momentum ini, perlu kiranya kita mengenang dan merenungkan kembali Nasehat Baginda Nabi Muhammad untuk para Pemuda. Hal ini penting karena Pemuda adalah tampuk pewaris pimpinan umat yang akan menggantikan estafet kepemimpinan bangsa. Sehingga, diharapkan pada saat memimpin kelak, para Pemuda memiliki bekal yang memadai. Yakni iman dan ilmu yang mendalam, jasmani dan rohani yang sehat, serta pengalaman memadai dan jaringan yang luas. 

Dalam Al Qur’an, setidaknya ada empat Pemuda teladan yang layak untuk diteladani, yakni ; Pertama, Ibrahim, potret pemuda yang gigih menegakkan tauhid di tengah para penggiat syirik (QS an-Nahl : 120). Kedua, Ismail yang merupakan putra dari Ibrahim. Seorang pemuda yang jujur dan suci (QS as-Shaffat : 102). Ketiga, Yusuf, seorang pemuda tampan yang sungguh luar biasa. Sewaktu dirayu Zulaikha, wanita yang cantik dan istri pembesar Mesir, Ia sanggup menundukkan gelombang syahwatnya sebagai lelaki normal dan lebih memilih penjara ketimbang berbuat mesum (QS Yusuf : 33).

Keempat, kisah Ashabul Kahfi yang bersembunyi di gua demi mempertahankan aqidah yang diselamatkan Allah dari kezaliman penguasa. Tujuh pemuda itu ditidurkan Allah selama 309 tahun (QS al-Kahfi : 13). Gua tempat bersembunya, Cave of the Seven Sleepers, dijadikan situs bersejarah di Yordania yang menjadi saksi tujuh pemuda bersama anjingnya.

Lantas, apa pesan Baginda Nabi Muhammad Saw bagi para Pemuda? Pertama, berhati-hati dalam memilih teman dekat. Dalam hadits Abu Musa al Asyari, dari Nabi, beliau bersabda: “Perumpamaan teman yang baik dan teman yang buruk laksana pembawa minyak wangi dan pandai besi. Pembawa minyak wangi bisa jadi akan memberimu wewangian atau kamu membeli wewangian darinya atau kamu mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi bisa jadi akan membakar bajumu atau kamu mendapatkan aroma tidak sedap darinya.” (HR. Bukhari).

Pesan ini sangat relevan dan kontekstual untuk saat ini, karena banyak Pemuda yang rusak dan hancur akibat salah dalam memilih teman pergaulan. Waluapun banyak juga pemuda yang sukses karena pandai dalam memilih teman pergaulan.

Kedua, perbaiki akhlak terhadap sesama manusia. Diriwayatkan  dari Abdullah bin Umar bahwasannya Muadz bin Jabal, salah seorang sahabat Nabi yang masih muda, hendak melakukan perjalanan, ia berkata “Wahai Rasulullah nasihatilah aku.” Beliau bersabda, “Sembahlah Allah dan jangan menyekutukanNya dengan sesuatu apapun.” Muadz berkata, “Wahai Rasulullah tambahkanlah.” Beliau bersabda, “apabila kamu meminta, maka baguskanlah sikapmu.” Muadz berkata, “Wahai Rasulullah tambahkanlah.” Beliau bersabda, “Istiqamahlah dan hendaknya kamu membaguskan akhlakmu.” (HR. Hakim).

Di era globalisasi teknologi informasi seperti sekarang ini, dimana kebebasan untuk mendapatkan informasi terbuka lebar, terkadang para pemuda dalam bertindak tanpa mengabaikan akhlak. Sehingga ada ungkapan populer gak ada akhlak. Maka nasehat untuk membaguskan akhlak harus kita taati, sebab Rasulullah Saw diutus adalah untuk memperbaiki akhlak.

Ketiga, menjaga lisan. Diriwayatkan dari Uqbah bin Amir, ia berkata, “Aku bertanya wahai Rasulullah apa keselamatan itu? Beliau bersabda, “Jagalah lidahmu, hendaknya rumahmu membuatmu lapang dan menangislah atas kesalahanmu.” (HR. Tirmidzi).

Pada era media sosial sekarang ini, sering kita mendengar kasus ujaran kebencian (hate speech) berujung pada pengadilan.  Bahkan tak jarang ujaran kebencian itu memicu terjadinya konflik horizontal dalam masyarakat. Maka perintah untuk menjaga lisan, menjadi penting untuk diamalkan. Nabi mengingatkan agar kita berkata yang baik atau diam, jika memang perkataan yang keluar dari lisan kita akan berdampak tidak baik bagi lingkungan sekitar.

Keempat, Menikah. Utsman berkata, "Wahai Abu Abdurrahman, maukah Anda kami nikahkan dengan seorang budak wanita yang masih gadis, sehingga ia dapat mengingatkan masa lalumu." Abdullah berkata; Jika Anda berkata seperti itu, maka sungguh, Rasulullah saw. telah bersabda kepada kami: "Wahai para pemuda, siapa di antara kalian yang telah memperoleh kemampuan (menghidupi rumah tangga), kawinlah. Karena sesungguhnya, pernikahan itu lebih mampu menahan pandangan mata dan menjaga kemaluan. Dan, barang siapa belum mampu melaksanakannya, hendaklah ia berpuasa karena puasa itu akan meredakan gejolak hasrat seksual." (HR. Muslim).

Pada momentum hari Sumpah Pemuda dan memperingati Maulid Nabi Muhammad Sawa yang berbahagia ini, para pemuda hendaknya mengamalkan nasehat Baginda Nabi Saw agar selamat dan bahagia dunia akhirat. Wallahualam.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement