Kamis 29 Oct 2020 08:07 WIB

Bahaya Kesehatan di Balik Minuman Diet

Minuman berpemanis buatan kemungkinan bukan alternatif yang sehat.

Rep: Mabruroh/ Red: Reiny Dwinanda
Minuman soda diet. Peneliti menemukan ada hubungan antara minuman diet dan penyakit kardiovaskular.
Foto: flickr
Minuman soda diet. Peneliti menemukan ada hubungan antara minuman diet dan penyakit kardiovaskular.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Minuman diet selama ini telah dipromosikan sebagai alternatif yang lebih menyehatkan karena kandungan kalorinya yang rendah. Akan tetapi, para ahli kini mengingatkan bahwa minuman tersebut dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.

Dilansir The Sun, peneliti menemukan ada hubungan antara minuman diet dan penyakit kardiovaskular. Untuk sampai pada temuan yang dipublikasikan di American College of Cardiology, para peneliti melihat data dari grup NutriNet-Santé Prancis.

Baca Juga

Minuman dengan pemanis buatan didefinisikan sebagai minuman yang mengandung pemanis non-nutrisi. Mereka biasanya lebih manis dari gula sebenarnya jadi hanya boleh digunakan dalam jumlah kecil.

"Studi kami menunjukkan bahwa minuman dengan pemanis buatan ini bukan pengganti yang sehat untuk minuman gula," ujar Penulis Utama, Eloi Chazelas, Rabu (28/10).

Penelitian dilakukan terhadap tiga kelompok. Subjek pertama adalah kelompok non-konsumen atau mereka yang tidak mengonsumsi minuman diet sama sekali, subjek kedua ialah mereka yang sesekali menenggaknya, dan subjek ketiga merupakan konsumen yang meminumnya secara teratur.

Para ahli mengamati orang-orang yang pernah menderita kasus penyakit kardiovaskular dari 2009 hingga 2019, seperti strok, serangan iskemik transien, infark miokard, sindrom koroner akut, dan angioplasti. Penelitian mengecualikan tiga tahun pertama setelah pemeriksaan lanjutan untuk memperhitungkan bias kausalitas terbalik.

Bias kausalitas terbalik adalah ketika dua hal dikaitkan satu sama lain, tetapi tidak seperti yang dimaksudkan. Pengecualian tersebut dilakukan untuk memastikan hasilnya jelas dan ringkas terhadap orang yang mengonsumsi minuman dengan pemanis buatan itu.

Mereka menemukan bahwa 1.379 orang pertama memiliki kasus insiden pertama penyakit kardiovaskular. Dibandingkan dengan kelompok bukan konsumen minuman diet atau kelompok konsumen yang sering meneguk minuman manis dan minuman berpemanis buatan, para peneliti menemukan bahwa kelompok yang mengonsumsi keduanya memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit kardiovaskular insiden pertama.

Eloi Chazelas, mahasiswa PhD, penulis utama studi dan anggota Tim Riset Epidemiologi Nutrisi (Sorbonne Paris Nord University, Inserm, Inrae, Cnam) mengatakan bahwa selain risiko penyakit jantung, studi tersebut mungkin kedepannya memiliki implikasi terhadap regulasi minuman berpemanis buatan.

"Studi kami menunjukkan minuman yang dimaniskan secara artifisial mungkin bukan pengganti yang sehat untuk minuman gula, dan data ini memberikan argumen tambahan untuk memicu perdebatan saat ini tentang pajak, pelabelan, dan regulasi minuman manis dan minuman dengan pemanis buatan," ujar Chazelas.

Para peneliti menyebut bahwa hubungan antara penyakit jantung dan minuman yang dimaniskan secara artifisial perlu diteliti lebih lanjut dalam kelompok skala besar. Karena peneliti juga menemukan bahwa sepertiga kaleng minuman bersoda sehari dapat meningkatkan risiko kanker.

Menurut para ahli, hanya mengkonsumsi 100 ml minuman manis dapat meningkatkan risiko penyakit hingga 18 persen. Sedangkan minuman dalam kemasan kaleng biasanya berisi sekitar 330 ml. Karena itu peneliti menemukan juga adanya risiko kanker payudara secara khusus meningkat 22 persen.

Tim peneliti Prancis percaya bahwa gula dalam minuman menyebabkan tubuh kita menyimpan lebih banyak lemak di sekitar organ seperti hati dan pankreas. Karena itu, kebiasaan mengonsumsinya memiliki risiko kanker yang lebih tinggi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement