Kamis 29 Oct 2020 06:37 WIB

Temuan Indikasi Kehidupan di Venus, Apa Salah Pengukuran?

Ilmuwan Belanda melakukan riset sama tentang Venus dan hasilnya sama sekali berbeda.

Venus yang berwarna orange.
Foto: nasa
Venus yang berwarna orange.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti Inggris mengklaim berhasil mendeteksi gas yang merupakan indikasi adanya kehidupan di planet Venus. Tapi ilmuwan Belanda mempertanyakan klaim ini. Apakah ada kesalahan pengukuran?

Ilmuwan Belanda mempertanyakan hasil riset teranyar para pakar astronomi Inggris. Pakar Inggris mengklaim menemukan jejak gas fosfin jauh di atas atmosfer planet Venus.

Baca Juga

Pakar astronomi Inggris mempublikasikan penemuan indikasi potensial adanya kehidupan di planet Venus yang tetangga terdekat Bumi itu dalam jurnal Nature Astronomy pada 14 September silam.

Tim ilmuwan Belanda dipimpin Ignas Snellen dari Leiden University, melakukan penelitian ulang data aslinya. Kesimpulannya sama sekali berbeda. Deteksi gas itu secara statistik tidak signifikan dan kemungkinan ada kesalahan pengukuran.

Hasil penelitian ilmuwan Belanda ini dipublikadikan sebagi riset awal yang belum mendapat penilaian ilmiah dalam jurnal Astronomy & Astrophysics pada platform pracetak arXiv.

Indikasi dan probabilitas kehidupan di Venus

Berdasar penelitian dari Inggris, para ilmuwan yang bekerja menggunakan teleskop terestrial James-Clerk-Maxwell di Hawaii dan Atacama di Chile, menemukan jejak awan yang mengandung gas fosfin, sebuah ikatan yang mengandung unsur fosfor dan hidrogen. Di Bumi, keberadaan gas Phosphine diasosiasikan dengan adanya kehidupan mikroba dalam lingkungan miskin oksigen.

“Namun ini bukan merupakan bukti bagi sebuah sumber biologis di planet tetangga Bumi itu,“ tegas tim ilmuwan Inggris yang dipimpin Jane Greaves dari Cardiff University dalam jurnal ilmiah Nature Astronomy.

Gas ini mula-mula menjadi petunjuk bagi proses geologis atau kimia yang belum dikenal.

Salah satu anggota tim penulis laporan ilmiah itu, David Clements, pakar astrofisika dari Imperial College London menyebutkan: “Itu bukan merupakan bukti yang sangat kuat dan meyakinkan. Namun semacam jejak dan indikasi di udara, yang bisa menunjukkan adanya sesuatu.“ Clemens menyebutkan.

Dia mengatakan probabilitas adanya kehidupan di Venus hanya 10 persen, namun ia mengatakan sangat puas dengan kemungkinan ini.

Senada dengan itu, anggota tim penulis lainnya, Sara Seager dari Massachusetts Institute of Technology menegaskan kepada para wartawan, tim peneliti tidak mengharapkan akan menemukan kehidupan di planet Venus.

“Kami mendeteksi adanya gas monophoshan, yang asal usulnya masih misterius,“ ucap dia.

Penjelasan lain dari keberadaan gas fosfin di planet Venus adalah aktivitas vulkanik. Demikian kata Justin Filiberto, pakar geofisika planet pada Lunar and Planetary Institute di Houston. "Saya tidak skeptis. Saya hanya sedikit ragu,“ ujarnya menanggapi temuan ini.

Venus ibarat neraka

Venus adalah planet yang ibaratnya neraka bagi manusia dan banyak organisme di Bumi. Planet ini ukurannya nyaris sama denga Bumi, namun suhu permukaan di planet ini akibat efek rumah kaca mencapai 425 derajat Celsius dan tidak mengandung air.

Namun, pada lapisan atmosfer di ketinggian antara 50 sampai 60 kilometer di atas permukaan planet, lapisan tebal awan karbon dioksida suhunya turun hingga ke suhu di Bumi. Lapisan ini juga mengandung partikel tetesan air dalam kadar kecil dalam lingkungan yang sebagian besaranya terdiri dari asam sulfat.

Para penulis laporan ilmiah dari Inggris berspekulasi, semua potensi kehidupan kemungkinan adalah mikroba sel tunggal yang ada di kawasan partikel tetesan air itu.

 

sumber: https://www.dw.com/id/temuan-indikasi-kehidupan-di-venus-sebuah-kesalahan-pengukuran/a-55399260

sumber : DW
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement