Rabu 28 Oct 2020 13:42 WIB

Demo Kembali Digelar, Polda Metro Amankan Sejumlah Titik

Polda terjunkan 12.369 personel untuk amankan aksi penolakan UU Cipta Kerja.

Rep: Ali Mansur/ Red: Teguh Firmansyah
Massa demonstrasi dari elemen mahasiswa mulai berdatangan ke wilayah Patung Kuda, Jakarta Pusat, Rabu (28/10). Mereka berorasi menuntut pemerintah pusat mencabut Omnibus Law Undang-Undang Cipta Kerja.
Foto: Republika/Flori Sidebang
Massa demonstrasi dari elemen mahasiswa mulai berdatangan ke wilayah Patung Kuda, Jakarta Pusat, Rabu (28/10). Mereka berorasi menuntut pemerintah pusat mencabut Omnibus Law Undang-Undang Cipta Kerja.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus menyampaikan pihaknya menurunkan sebanyak 12.369 personel untuk mengamankan aksi unjuk rasa menolak Undang-undang Omnibus Law Cipta Kerja, Rabu (28/10). Personel yang diturunkan tersebut, dibagi ke sejumlah titik masa aksi yang melakukan demonstrasi.

"Di Istana Negara, Patung Kuda, Gedung DPR RI, di Tugu Proklamasi, di jalan di depan Tugu Proklamasi," ujar Yusri saat ditemui di Kompleks Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Rabu (28/10).

Baca Juga

Selain titik-titik tersebut, kata Yusri, personel gabungan TNI-Polri juga ditempatkan di titik pengalihan arus dan sentra-sentra perekonomian mal yang dianggap penting dilakukan pengamanan. Kemudian Polda Metro Jaya juga telah menyiapkan sekitar 8.000 personel cadangan yang ditempatkan di Monumen Nasional (Monas).

"Sambil melihat situasi kekuatan nanti yang turun melakukan kegiatan demo atau penyampaian pendpaat di muka umum," kata Yusri.

Selain itu, Yusri juga memberikan imbauan kepada peserta aksi unjuk rasa menolak Undang-undang Omnibus Law Cipta Kerja untuk tetap memperhatikan protokol kesehatan. Mengingat, hingga saat angka penularan Covid-19 di Jakarta masih cukup tinggi. Sehingga masing-masing harus bisa menjaga diri jangan sampai tertular dan berpotensi memunculkan klaster baru.

"Di masa pandemi Covid-19 ini kita tahu ada protokol kesehatan yang harus diikuti, yang paling utama menjaga jarak atau menghindari perkumpulan massa yang beberapa kali kami sampaikan untuk sebaiknya diurungkan. Karena penyebaran covid di Jakarta ini tinggi," jelas Yusri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement