Rabu 28 Oct 2020 12:59 WIB

Satgas Covid-19: Banyak Hoaks atau Mitos Soal Vaksin

Satgas mengajak tenaga medis untuk mengedukasi masyarakat tentang vaksin.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Teguh Firmansyah
Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Reisa Broto Asmoro.
Foto: @BNPB_Indonesia
Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Reisa Broto Asmoro.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru bicara Satgas Covid-19 Reisa Broto Asmoro mengatakan, saat ini masih banyak beredar mitos dan informasi hoaks mengenai vaksin. Padahal, vaksin merupakan salah satu cara untuk menyembuhkan penyakit, khususnya nanti adalah Covid-19.

“Mitos dari mulai dibuat dari bahan berbahaya sampai dimasukin chip informasi, kemudian efek sampingnya menyebabkan autisme dan lain sebagainya,” ujar Reisa dalam diskusi yang digelar Kawan Vaksin, Rabu (28/10).

Baca Juga

Untuk itu, ia mengajak semua pihak, khususnya orang-orang yang bekerja di dunia medis untuk mengedukasi soal vaksin. Agar ke depannya tidak terjadi misinformasi perihal vaksin, yang membuat masyarakat enggan menggunakan vaksin. “Salah satu upaya pencegahan penyakit infeksi yang optimal, tentunya vaksin selalu menjadi andalan. Sebagai salah salah satu edukator vaksin, penting untuk meningkatkan awareness dan kepercayaan di masyarakat tentang perlunya vaksin,” ujar Reisa.

Namun, ia mengingatkan jika nanti vaksin Covid-19 ditemukan, bukan berarti masyarakat dapat langsung bebas beraktivitas. Sebab protokol pencegahan merupakan cara yang paling efektif dalam mencegah terinfeksi virus tersebut. “Meski nanti sudah tersedia vaksin, bukan berarti kita bisa langsung bebas lepas sebebas-bebasnya tanpa menerapkan protokol kesehatan yang dianjurkan sekarang ini,” ujar Reisa.

Ia meminta semua orang untuk tetap menerapkan protokol kesehatan, yakni memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. “Perilaku hidup bersih sebagai pencegahan penularan adalah melalui 3M, inilah solusi agar kita tetap aman dari Covid-19, tapi dapat terus produktif menjalani kehidupan sehari-hari,” ujar Reisa.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengharap vaksin Covid-19 yang akan disuntikkan ke masyarakat harus melalui uji klinis yang benar sehingga dapat dipastikan keamanan dan efektivitasnya. Presiden mengatakan pemerintah tidak ingin ada sedikitpun masalah yang berdampak pada masyarakat penerima vaksin.

Presiden meminta jajarannya tidak tergesa-gesa dan tetap mengedepankan kaidah ilmiah untuk vaksin Covid-19. Semua prosedur ilmiah soal vaksin dan vaksinasi harus dilalui secara tepat, tanpa ada yang terlewat.

Sekarang ini, semua pihak, baik itu masyarakat, peneliti, akademisi dan pihak lainnya, memantau proses pengadaan dan pelaksanaan vaksin Covid-19 di Indonesia. Karena itu, seluruh tahapan pengadaan dan pelaksanaan vaksin Covid-19 harus sudah sesuai dengan kriteria ilmiah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement