REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Nurmansyah, S.Hum, Centre of Excellent Manager Rumah Zakat Action
JAKARTA -- Badan Meteorologi,Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyampaikan sebagian besar wilayah Indonesia akan terdampak La Nina pada akhir 2020 hingga awal 2021. Dampak dari La Nina ini berupa adanya peningkatan curah hujan terutama di bagian tengah dan timur wilayah Indonesia, kata Indra Gustari selaku Kepala Bidang Analisis Variabilitas Iklim BMKG.
Bersamaan dengan ini, Rumah Zakat mengangkat tema tentang Fenomena La Nina dan Rain Harvest melalui webinar nasional. Ada tiga pembicara ahli di bidangnya masing-masing, antara lain Shanas Septy Prayuda, Str sebagai data dan informasi BMKG Juanda, Dadang Iqwandy, ST, MT selaku Kepala Seksi Pencegahan BPBD Jawa Timur dan Indar Iswoyo, S.pd sebagai Koordinator Forum Desa Berdaya Pacitan.
Dalam paparan yang disampaikan Shanas, beliau menitikberatkan kepada siklus rutin bencana yang
selalu mengintai Indonesia sepanjang tahun. Tidak hanya La Nina yang sekarang sedang berlangsung,
namun harus menyiapkan diri juga untuk El Nino, yaitu berkurangnya curah hujan dan menimbulkan
kondisi kekeringan.
Namun ada hal menarik yang disampaikan oleh Indar Siswoyo dalam webinar nasional ini, yaitu habit
masyarakat Indonesia pada umumnya bahwa disaat terjadi kekeringan berkepanjangan masyarakat kita menggelar shalat istisqo’, yaitu sholat yang dilakukan untuk meminta kepada sang Khalik agar
diturunkannya hujan. Walhasil, hujan turun, namun hujan yang turun dibiarkan begitu saja mengairi
tanah. Padahal ada banyak keberkahan yang dihasilkan dari air hujan, selain bisa di konsumsi, bisa juga menjadi media dalam perikanan air tawar, bahkan dapat dimanfaatkan juga sebagai pupuk tanaman dan masih banyak lagi. Tentu hal ini melalui beberapa proses tahapan dalam gerakan menampung air hujan.
Dan alhamdulillah Rumah Zakat sudah menjalankan program ini di Jawa Timur dan Lampung. Ke
depannya kita akan meningkatkan kuantitas dan kualitas dari pemanfaatan air hujan ini, sehingga
keberkahan yang langsung diturunkan Sang Pencipta benar-benar bisa dioptimalkan dalam kehidupan
sehari-hari.
Program ini mendapat sambutan baik dari Dadang Iqwandi, Kepala Seksi Pencegahan BPBD Provinsi
Jawa Timur, karena secara tidak langsung ini menjadi solusi disaat melimpahnya air di permukaan sudah ditampung oleh warga yang ikut gerakan memanen air hujan ini. Namun disisi lain beliau juga
mengingatkan langkah-langkah mitigasi untuk mencegah terjadinya banjir, longsor dan sebagainya. Di
waktu yang bersamaan beliau juga sedang mensosialisasikan rencana kontijensi akibat fenomena La
Nina ini.
Sehingga bisa disimpulkan bahwa kekurangpahaman kita terhadap manfaat air hujan ini bisa
mengurangi dampak bencana hidrometeorologi yang mengancam Indonesia. Selain itu kita juga harus
terus meningkatkan kapasitas diri untuk menanggulangi jenis bencana lainnya.