Selasa 27 Oct 2020 18:56 WIB

Pemkab Maluku Tenggara Siap Bangun Perbatasan NKRI

Pembangunan di perbatasan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat

Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara berkomitmen untuk terus membangun wilayah perbatasan NKRI tepatnya di Kepulauan Kei Besar, yang secara geografi berbatasan langsung dengan perairan Australia bagian Utara. Komitmen itu disampaikan langsung Bupati Maluku Tenggara Drs M. Thaher Hanubun di Weduar Fer, Kepulauan Kei Besar, Maluku Tenggara (27/10).
Foto: istimewa
Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara berkomitmen untuk terus membangun wilayah perbatasan NKRI tepatnya di Kepulauan Kei Besar, yang secara geografi berbatasan langsung dengan perairan Australia bagian Utara. Komitmen itu disampaikan langsung Bupati Maluku Tenggara Drs M. Thaher Hanubun di Weduar Fer, Kepulauan Kei Besar, Maluku Tenggara (27/10).

REPUBLIKA.CO.ID, LANGGUR--Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara berkomitmen untuk terus membangun wilayah perbatasan NKRI tepatnya di Kepulauan Kei Besar, yang secara geografi berbatasan langsung dengan perairan Australia bagian Utara. Komitmen itu disampaikan langsung Bupati Maluku Tenggara Drs M. Thaher Hanubun di Weduar Fer, Kepulauan Kei Besar, Maluku Tenggara (27/10).  

Menurut M. Thaher, pembangunan wilayah perbatasan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Maluku Tenggara. Kei Besar ditetapkan sebagai sebagai wilayah perbatasan NKRI berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 6 tahun 2017 tentang Penetapan Pulau-pulau Kecil Terluar, dan Peraturan Presiden RI Nomor 18 tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional tahun 2020-2024. Kabupaten Maluku Tenggara termasuk dalam Kawasan Strategis Prioritas dengan dibangunnya jalan Trans Kei Besar  sebagai proyek prioritas Strategis RPJMN tahun 2020-2024.

Dalam acara Konferensi pers yang digelar secara daring langsung dari Weduar Fer dan diiikuti serta dipantau langsung dari MULA Café, MICE facilities & co-working space di Kota Tua, Jakarta ini, jelang Peringatan Hari Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 2020 besok, Bupati M Thaher juga menyebutkan bahwa Pembangunan wilayah perbatasan negara di  Maluku Tenggara membutuhkan kolaborasi dan sinergitas lintas sektoral. 

Untuk itu, dukungan datang langsung dari Gubernur Maluku Irjen Pol (Purn) Murad Ismail yang secara khusus datang ke Maluku Tenggara. Orang nomor satu di propinsi Maluku ini siap mendukung setiap kegiatan yang dilakukan Pemkab Maluku Tenggara dalam memberdayakan ekonomi masyarakat wilayah perbatasan.   

Saat ini, upaya pemerintah daerah membangun daerah pinggiran di Kei Besar mulai dirasakan masyarakat dengan jaringan internet yang sudah menjangkau 80 persen wilayah Maluku Tenggara termasuk daerah perbatasan. Pemerintah daerah juga kerap menyelenggarakan berbagai kegiatan di daerah perbatasan, termasuk mengembangkan pariwisata wilayah Perbatasan. Seperti yang dikembangkan di Pulau Kelapa, Desa Elat, Kecamatan Kei Besar. 

Selain Pariwisata, Maluku Tenggara memiliki potensi sumber daya alam perikanan, dan perkebunan yang belum tergarap secara optimal. "Kawasan perbatasan punya opportunity tinggi untuk dikembangkan. Awalnya kawasan tersebut jarang disentuh pembangunan, tetapi kini bisa dirubah menjadi kawasan yang memiliki prospek menjadi pusat pertumbuhan ekonomi daerah," kata Bupati M Thaher. 

Pembangunan Perbatasan tidak cukup hanya dengan pendekatan keamanan dan fasilitas fisik tetapi justru membangun sumber daya manusia melalui kreativitas dan inovasi sesuai dengan karakter masyarakat di perbatasan. Dengan melibatkan masyarakat dalam pembangunan perbatasan akan menumbuhkan "sense of belonging" terhadap daerah mereka dan dengan sendirinya akan menjaga keutuhan dan kedaulatan NKRI.  "Inilah yang kami lakukan di Maluku Tenggara, membangun daerah pinggiran sekaligus sebagai wilayah terdepan NKRI bersama masyarakat," kata M Thaher.  

Pada acara peringatan Sumpah Pemuda ini juga dilaunching program pembangunan desa dengan konsep One Village One Innovation (satu desa satu inovasi). Konsep yang sudah diterapkan pemerintah pusat di beberapa daerah ini masih belum banyak dilakukan di wilayah perbatasan. Pembangunan One Village One Innovation (OVOI) di Maluku tenggara diharapkan menjadi pionir dalam pembangunan daerah perbatasan yang tidak hanya untuk memajukan ekonomi, tapi juga bertujuan untuk menjaga kedaulatan NKRI. 

Pembangunan desa dengan konsep OVOI ini dikoordinir  Prof Dr Martani Huseini, Guru Besar Universitas Indonesia yang juga mantan dirjen Kementerian Kelautan dan Perikanan. "Saya setuju dengan pandangan Prof Dr Martani tentang pentingnya kolaborasi dan inovasi pemerintah daerah dan warganya dengan mempertahankan kearifan lokal yang ada di desanya masing masing." 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement