Selasa 27 Oct 2020 10:46 WIB

Liga Muslim Dunia: Muslim tak Menentang Kebebasan, Tapi...

Dia mendorong umat Islam menghindari reaksi negatif berlebihan terkait kartun Nabi.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Ani Nursalikah
Liga Muslim Dunia: Muslim tak Menentang Kebebasan, tapi.... Sekretaris Jenderal Liga Dunia Muslim Mohammed al-Issa.
Foto: arab news
Liga Muslim Dunia: Muslim tak Menentang Kebebasan, tapi.... Sekretaris Jenderal Liga Dunia Muslim Mohammed al-Issa.

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Sekretaris Jenderal Liga Dunia Muslim Mohammed al-Issa, mengatakan umat Muslim tidak menentang kebebasan konstitusional individu. Namun, umat Muslim menentang mereka yang berupaya mendistorsi kebebasan tersebut dan menggunakannya untuk menyebarkan kebencian.

Pernyataan Al-Issa ini menanggapi soal kontroversi penggunaan kartun Nabi Muhammad SAW di kelas sekolah di Prancis tentang materi kebebasan berekspresi. Sebelumnya, seorang guru di Prancis dibunuh oleh seorang remaja karena menunjukkan kartun Nabi tersebut di kelas kepada murid-muridnya.

Baca Juga

"Kami tidak menentang kebebasan yang sah, tetapi kami menentang penggunaan kebebasan itu untuk keuntungan materi dan merusak nilainya. Kami juga menentang akibat dari penyebaran kebencian dan rasialisme," kata Al-Issa kepada Al Arabiya, Senin, dilansir Selasa (27/10).

Insiden pembunuhan guru karena kartun Nabi Muhammad itu memicu perdebatan tentang menghormati agama. Banyak pemimpin di dunia Islam yang mengutuk kejahatan tersebut, tetapi juga menekankan pentingnya menghormati para nabi.

 

Al-Issa mengecam dengan sangat keras kartun tersebut dan mengatakan itu menyinggung Muslim. Namun, dia juga menekankan sosok Nabi terlalu besar untuk diremehkan oleh kartun belaka.

Dia lantas mendorong umat Islam menghindari reaksi negatif yang berlebihan dan bertindak hanya berdasarkan ajaran agama Islam. Ia menambahkan, Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa memutuskan menghina Nabi Muhammad SAW tidak termasuk dalam ruang lingkup kebebasan berekspresi. Karena itu, kata dia, prinsip kebebasan tidak bisa menjadi alasan menyebarkan kebencian.

"Surat kabar yang tidak penting dengan hampir tidak ada penjualan atau langganan, ilustrator yang tidak penting dan tidak dikenal memperoleh ketenaran internasional dengan mudah dan gratis. Ini karena reaksi negatif yang membuat mereka jadi terkenal," ujarnya.

Presiden Prancis Emmanuel Macron sendiri membela penerbitan kartun yang menggambarkan Nabi Muhammad. Dia bahkan mencap pelaku pembunuhan guru tersebut sebagai 'islamis'. Macron mengatakan, guru yang dibunuh itu adalah korban serangan teroris Islam. 

https://english.alarabiya.net/en/News/gulf/2020/10/27/Head-of-Muslim-League-on-Prophet-cartoon-We-are-not-against-freedoms-only-hatred

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement