Senin 26 Oct 2020 22:51 WIB

Akibat Kurang Disiplin, Bu Guru Terpapar Covid-19

Nila tidak menyangka terpapar, karena merasa selama ini daya tahan tubuhnya bagus

Rep: fitriyanto/ Red: Hiru Muhammad
Pasien Covid-19 isolasi mandiri di rumah. (Ilustrasi)
Foto: Republika.co.id
Pasien Covid-19 isolasi mandiri di rumah. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Dua pekan lebih Ilhamna Laila (46 tahun), seorang guru sekolah swasta di Serpong Tangerang Selatan menjalani perawatan di sebuah Rumah Sakit di Kawasan Ciputat, Tangerang Selatan, Banten. Aktivitas mengajar secara virtual yang biasa dilakoni setiap hari kini terpaksa ditinggalkannya. 

Sepanjang waktunya hanya dihabiskan dalam ruangan perawatan. Tidak ada pilihan makanan, apapun yang disuguhkan perawat rumah sakit suka ataupun tidak wajib disantap. Bahkan sebelumnya terpaksa menggunakan infus untuk memasukkan asupan makanan ke dalam tubuh. Plus obat dan vitamin menjadi menu wajib demi kesembuhan.

Guru perempuan itu kini sedang dalam proses penyembuhan akibat terpapar Covid-19. Sesuai Protokol medis, pasien Covid-19 memang tidak diperkenankan ditemani oleh keluarga pasien. Praktis komunikasi untuk saling menguatkan hanya dapat dilakukan melalui video call dari telepon pintar.

Nila sapaan akrabnya ketika berbincang dengan Republika.co.id, Senin (26/10) mengatakan dirinya sama sekali tidak menduga akan terpapar Covid-19. Pasalnya sejauh ini merasa daya tahan tubuhnya cukup bagus untuk menangkal virus yang pertama kali muncul di Wuhan, China ini.

"Saya mengalami demam selama empat hari ditambah dengan, batuk, sesak napas dan seperti ada lendir yang keras di tenggorokan. Kemudian memeriksakan diri ke faskes pertama BPJS, dilanjutkan dengan pemeriksaan darah, kemudian dari hasil Rontgen atau sinar x ada kabut putih di paru. Disini dokter mulai curiga ini Covid-19." Katanya. 

Nila menambahkan, "Setelah itu dilanjutkan dengan tes usap. Dari dua kali tes usap yang dilakukan, hasilnya sesuai dengan perkiraan dokter, bahwa saya dinyatakan positif covid-19. Vonis tersebut pastinya membuat rasa takut. Kini sudah 15 hari menjalani perawatan Covid-19."

"Selama perawatan mendapatkan obat-obatan, khususnya untuk paru, ditambah vitamin untuk daya tahan tubuh. Tak ada tambahan dari obat-obatan herbal. Selain itu tak lupa berdoa memohon kesembuhan, berzikir dan membaca Alqur'an selama dalam perawatan." Lanjutnya.

Kini sudah tidak sesak napas lagi, lanjut Nila. "Saat ini sedang menunggu hasil tes usap yang ketiga, tes dilakukan 24 Oktober 2020, hasilnya baru keluar 28 Oktober 2020. Semoga saja hasilnya sudah negatif, dan bisa segera pulang agar bisa kembali berkumpul bersama keluarga."

Meski dirinya positif Covid-19, namun keluarga di rumah tidak sampai terpapar. "Alhamdulillah, anak-anak tidak ada tanda-tanda terkena Covid-19. Mereka hanya melakukan karantina mandiri di rumah. Karena kalau harus tes usap, saat ini kan harganya masih tinggi."

"Beruntung selama melakukan karantina mandiri di rumah. Anak-anak mendapat dukungan dari tetangga dan saudara. Tidak ada yang mengucilkan, hal ini tentu membuat saya lebih tenang selama saya menjalani perawatan di rumah sakit." Paparnya.

Hingga kini Bu Guru ini tak dapat memastikan dirinya terpapar Covid-19 oleh siapa, kapan dan dimana terpaparnya. Namun dia menceritakan bahwa sebelum mengalami demam memang dirinya sedikit mengabaikan keberadaan Covid-19. Terlalu percaya diri dengan daya tahan tubuhnya.

Penyuka warna abu-abu ini menceritakan, "Sebelum demam seingat saya melakukan beberapa perjalanan di tempat yang banyak orang. Seperti melakukan Taziah, di daerah Rawa Buntu, Serpong, kemudian Belanja di pasar Ciputat, Tangerang Selatan serta menghadiri resepsi pernikahan di Depok, Jawa Barat. Saya tidak tahu dimana saya terpaparnya,"katanya. 

"Saya akui untuk penggunaan masker masih kurang disiplin. Terkadang saat sedang bicara saya lepas masker. Ini bisa dijadikan pelajaran untuk yang lainnya. Agar lebih disiplin, selain itu juga sementara hindari kerumunan dan rajin mencuci tangan." Tegasnya. 

Disiplin melaksanakan 3M (Memakai Masker, Menjaga Jarak dan Rajin Mencuci Tangan) hingga saat ini adalah cara paling ampuh untuk terhindar dari virus yang belum ada vaksin dan obatnya ini. Jika memang tidak benar-benar mendesak, tetap tinggal di rumah adalah pilih terbaik. Semoga Covid-19 ini cepat berlalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement