Senin 26 Oct 2020 12:28 WIB

Di Tengah Pandemi, Laba Bersih BRI Syariah Terbang Tinggi

Laba dan aset BRI Syariah tercatat naik tinggi di tengah pandemi corona

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Elba Damhuri
(dari kiri) Direktur Utama PT Bank BNI Syariah Abdullah Firman Wibowo, Direktur Utama PT Bank BRIsyariah Tbk Ngatari, Ketua Project Management Office Integrasi dan Peningkatan Nilai Bank Syariah BUMN sekaligus Wakil Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Hery Gunardi dan Direktur Utama PT Bank Syariah Mandiri Toni EB Subari berfoto bersama pada Penandatanganan Rancangan Penggabungan Bank Syariah di Jakarta, Selasa (20/10/2020). PT Bank BRIsyariah Tbk, PT Bank Syariah Mandiri dan PT Bank BNI Syariah telah mempublikasikan Ringkasan Rancangan Penggabungan Usaha (merger) yang mencakup penjelasan mengenai visi, misi dan strategi bisnis bank hasil penggabungan yang merupakan bagian dari tahapan rencana penggabungan ketiga bank syariah milik negara.
Foto: ANTARA/Dhemas Reviyanto
(dari kiri) Direktur Utama PT Bank BNI Syariah Abdullah Firman Wibowo, Direktur Utama PT Bank BRIsyariah Tbk Ngatari, Ketua Project Management Office Integrasi dan Peningkatan Nilai Bank Syariah BUMN sekaligus Wakil Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Hery Gunardi dan Direktur Utama PT Bank Syariah Mandiri Toni EB Subari berfoto bersama pada Penandatanganan Rancangan Penggabungan Bank Syariah di Jakarta, Selasa (20/10/2020). PT Bank BRIsyariah Tbk, PT Bank Syariah Mandiri dan PT Bank BNI Syariah telah mempublikasikan Ringkasan Rancangan Penggabungan Usaha (merger) yang mencakup penjelasan mengenai visi, misi dan strategi bisnis bank hasil penggabungan yang merupakan bagian dari tahapan rencana penggabungan ketiga bank syariah milik negara.

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank BRIsyariah Tbk mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 238 persen pada kuartal III 2020 menjadi Rp 190,5 miliar (yoy). Aset BRIsyariah tercatat sebesar Rp 56 triliun, meningkat 51,40 persen dibandingkan kuartal III 2019.

Pertumbuhan pembiayaan dan dana murah Perseroan juga mengalami peningkatan yang signifikan. Direktur Utama BRIsyariah Ngatari menyampaikan BRIsyariah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 40 triliun, tumbuh mencapai 57,90 persen (yoy).

Pertumbuhan pembiayaan yang signifikan ditopang oleh segmen ritel yakni SME, Mikro dan Konsumer untuk memberikan imbal hasil yang lebih optimal. Sementara peningkatan laba bersih BRIsyariah didukung oleh optimalisasi fungsi intermediari yang diikuti dengan pengendalian beban biaya dana.

"Secara rinci, pada kuartal III 2020, komposisi pembiayaan konsumer menjadi yang dominan dalam penyaluran pembiayaan di BRIsyariah," katanya dalam keterangan pers, Senin (26/10).

Pembiayaan konsumer menjadi salah satu fokus penyaluran pembiayaan BRIsyariah karena memiliki risiko rendah. Hal ini dikarenakan pembiayaan konsumer ini berdasarkan asset based (KPR) dan salary based (pembiayaan multi guna). Total pembiayaan konsumer yang disalurkan BRIsyariah hingga kuartal III 2020 mencapai Rp 12,2 triliun atau tumbuh sebear 53,77 persen (yoy).

Selain segmen konsumer, pembiayaan mikro BRIsyariah juga memberikan kontribusi besar terhadap total pembiayaan di BRIsyariah. Penyaluran pembiayaan mikro BRIsyariah tercatat sebesar Rp 10,9 triliun, tumbuh sebesar 185 persen (yoy).

Pembiayaan KUR yang masuk di segmen mikro mencatat pertumbuhan positif. Penyaluran KUR BRIsyariah di bulan September 2020 telah mencapai 95 persen dari target total di tahun 2020.

"Total target KUR BRIsyariah di tahun 2020 adalah Rp 4,5 triliun, alhamdulillah di bulan September 2020 kami telah menyalurkan Rp 4,3 triliun. Artinya hampir tercapai 100 persen dari target," lanjut Ngatari.

Di sisi dana pihak ketiga (DPK), BRIsyariah mencatat pertumbuhan sebesar 72,7 persen. Dalam penghimpunan dana, BRIsyariah fokus dalam meningkatkan dana murah (CASA). Pada kuartal III 2020, BRIsyariah mampu meningkatkan CASA sebesar 135 persen (yoy).

Peningkatan CASA ini bertujuan agar BRIsyariah dapat mengendalikan biaya dana (Cost of Fund). Dana Pihak Ketiga meningkat ditopang oleh pertumbuhan dana murah (giro dan tabungan) sejalan dengan strategi pengendalian beban biaya dana. Peningkatan dana murah yang mencapai mendorong penurunan biaya dana.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement