Senin 26 Oct 2020 09:50 WIB

Kinerja Emiten di Kuartal Ketiga Dorong IHSG ke Zona Positif

IHSG menguat ke level 5.129,47 pada perdagangan pagi ini.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Nidia Zuraya
Pialang mengamati pergerakan bursa saham (ilustrasi)). Indeks harga saham gabungan (IHSG) dibuka di zona positif pada perdagangan sesi pertama, Senin (26/10).
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Pialang mengamati pergerakan bursa saham (ilustrasi)). Indeks harga saham gabungan (IHSG) dibuka di zona positif pada perdagangan sesi pertama, Senin (26/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di zona positif pada perdagangan sesi pertama, Senin (26/10). Indeks saham gabungan menguat 0,34 persen atau meningkat 17 poin ke level 5.129,47.

Direktur Anugerah Investama Sekuritas, Hans Kwee, mengatakan pekan ini pasar saham akan sangat dipengaruhi sejumlah sentimen dari global. Salah satunya yaitu perkembangan stimulus fiskal di Amerika Serikat (AS).

Baca Juga

"Maju mundur perundingan stimulus terbukti mempengaruhi pergerakan pasar saham. Menurut kami peluang cukup kecil mengharapkan kesepakatan stimulus sebelum pemilu 3 November," kata Hans, Senin (26/10).

Perkembangan pemilu AS juga mendapat perhatian serius dari pasar.

Setelah debat terakhir nampaknya ada kenaikan tipis dukungan bagi Trump. Perbedaan suara yang tipis antara Trump dan penantangnya Joe Biden dikhawatirkan akan memicu konflik pemilu dan menimbulkan risiko politik di AS.

Pekan ini pasar saham juga masih dipengaruhi musim laporan kuartal ketiga. Berdasarkan data Refinitiv, sudah ada 135 emiten di S&P 500 yang telah merilis laporan keuangan. Sebanyak 84 persen berhasil melampaui ekspektasi pasar dan menjadi sentimen positif bagi pasar keuangan.

Hans melihat, pelonggaran lockdown telah berhasil mendorong pemulihan perekonomian yang ditunjukan naiknya laba korporasi. Di Indonesia beberapa laporan keuangan kuartal ketiga yang keluar juga di atas harapan pasar. Hal ini menjadi sentimen positif bagi pasar keuangan bila laporan positif ini terus berlanjut.

Di sisi lain, pelaku pasar keuangan juga memperhatikan ancaman gelombang kedua Covid-19 di beberapa negara kawasan Eropa. Dampak lonjakan kasus infeksi covid-19 ini dikhawatirkan akan diikuti pembatasan ekonomi sehingga bisa mengantarkan pasar saham Eropa tertekan.

Pelaku pasar juga mencermati potensi pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal ketiga 2020. Pemerintah memperkirakan PDB mungkin akan terkontraksi minus 1 persen sampai minus 2,9 persen. Diperkirakan seluruh komponen pembentuk PDB akan mengalami kontraksi atau pertumbuhan negatif pada kuartal ketiga ini.

Meski demikian, pasar masih mendapat dorongan positif dari Rilis data unvestasi yang lebih baik di bandingkan ekspektasi para analis. Hal ini menimbulkan harapan PDB di Kuartal keempat 2020 akan lebih baik. BKPM melaporkan nilai investasi yang masuk pada kuartal III 2020 adalah Rp209 triliun. Jumlah ini membaik 1,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Angka ini juga jauh membaik dibandingkan kuartal II 2020 dimana investasi hanya mencapai Rp191,9 triliun atau terkontraksi (tumbuh negatif) 4,3 persen YoY. Sedangkan secara kumulatif Januari-September 2020, nilai investasi sebesar Rp611,6 triliun atau mengalami ke naik 1,7 persen YoY.

"Data ini membawa harapan kuartal empat pertumbuhan ekonomi mulai naik menjadi positif kembali untuk membawa Indonesia keluar dari resesi," tutur Hans.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement