Ahad 25 Oct 2020 22:09 WIB

Pesantren Beri Dukungan Moril Santri yang Positif Covid-19

Santri yang dinyatakan positif Covid-19 telah dibawa untuk menjalani isolasi.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Andi Nur Aminah
Petugas kesehatan melakukan tes usap (swab test) kepada santri guna mencegah penyebaran COVID-19.  (ilustrasi)
Foto: AANTARA/Anis Efizudin
Petugas kesehatan melakukan tes usap (swab test) kepada santri guna mencegah penyebaran COVID-19. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Sebanyak 114 santri salah satu pesantren yang terletak di Kecamatan Pangatikan, Kabupaten Garut, dinyatakan positif Covid-19. Para santri yang dinyatakan positif Covid-19 telah dibawa untuk menjalani isolasi di fasilitas kesehatan yang menjadi rujukan. Sementara para santri lainnya menjalani isolasi mandiri di asrama pesantren.

Juru bicara pesantren tersebut, Nasrul Fuad mengaku belum mengetahui secara pasti sumber awal penularan Covid-19 yang terjadi di lingkungan pesantrennya. Diduga, awal penularan kasus Covid-19 di tempat itu disebabkan karena sebelumnya masih terjadi aktivitas keluar masuk santri maupun keluarga ke lingkungan pesantren. 

Baca Juga

"Kita tak tahu ini dari mana. Yang jelas musibah ini terjadi karena memang pesantren rentan terjadi penularan Covid. Soalnya masih banyak aktivitas keluar masuk," kata dia, Ahad (25/10).

Ia menjelaskan, sejak awal aktivitas pesantren diizinkan kembali berjalan, pihaknya telah berusaha membatasi aktivitas keluar-masuk santri, termasuk kunjungan dari keluarga santri. Namun, pembatasan itu nyatanya tak berjalan efektif. Sebab, masih banyak santri atau keluarga santri yang curi-curi kesempatan keluar masuk.

"Apalagi kadang ada keluarga santri yang masih berkunjung, termasuk yang dari zona merah," kata dia.

Ihwal informasi mengenai penularan virus di pesantren tersebut berasal dari salah satu santri yang baru datang dari Bekasi, Nasrul tak serta merta membenarkannya. Menurut dia, santri itu hanya kebetulan menjalani uji usap (swab test) paling awal, sehingga dianggap menjadi penular ke santri yang lainnya. 

Padahal, menurut dia, bisa saja virus corona yang saat ini menyebar di pesantrennya berasal dari orang lain yang berkunjung ke pesantren. Bukan dari santri yang berasal dari Bekasi.

Nasrul mengatakan, alih-alih mencari sumber penularan virus itu di pesantrennya, saat ini pihak yayasan lebih fokus melakukan penanganan. Sejak munculnya kasus pertama, lanjut dia, semua santri langsung dikarantina asrama. 

"Tak ada aktivitas di luar asrama, orang tua juga sudah kita komunikasikan untuk tidak berkunjung. Karena kemungkinan ini masih akan menyebar. Kita mau melindungi masyarakat dan keluarga santri," kata dia.

Selain itu, Nasrul menambahkan, pihak pesantren juga terus memberikan dukungan moril kepada para santri, khususnya santri yang positif Covid-19. Sebab, dengan munculnya kasus Covid-19 di pesantrennya, tak bisa dipungkiri psikologis para santri terganggu.

"Apalagi ketika mereka banyak anggapan negatif soal Covid-19. Kita sampaikan kalau Covid-19 itu bukan aib, jadi para santri tak panik dan imunitasnya tetap tinggi. Jadi mereka muncul semangat untuk sembuh," kata dia.

Selain itu, para pengurus juga terus melakukan edukasi sekaligus memberi pemahaman kepada para santri mengenai Covid-19. Narsul meyakini, Covid-19 bisa disembuhkan asal diatasi dengan baik.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Leli Yuliani mengatakan, setidaknya terdapat dua pesantren di wilayahnya yang ditemukan banyak kasus Covid-19, yaitu satu pesantren di Kecamatan Pangatikan dan lainnya berada di Kecamatan Limbangan. Selain dua pesantren itu, terdapat pesantren lainnya yang ditemukan kasus positif Covid-19, meski dalam jumlah kecil.

Ia mengaku belum bisa memastikan jumlah kasus Covid-19 dari lingkungan pesantren di Kabupaten Garut. "Namun ada kasus di pesantren yang dalam jumlah banyak, seperti Ciapari (Pangatikan) dan Cijolang (Limbangan), sisanya ada pesantren yang sedikit kasusnya. Kita masih terus lakukan pendataan yang lengkap," kata dia, saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (25/10).

Berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Garut hingga Sabtu (24/10), jumlah kasus terkonfirmasi positif terus mengalami peningkatan. Terkahir, dalam satu hari terdapat penambahan sebanyak 44 kasus baru, di mana 34 kasus di antaranya berasal dari Kecamatan Pangatikan, lokasi salah satu klaster pesantren di Kabupaten Garut. 

Hingga saat ini, total kasus terkonfirmasi di Garut berjumlah 619 kasus. Sebanyak 114 orang menjalani isolasi mandiri, 194 orang diisolasi di rumah sakit, 296 orang sembuh, dan 15 orang meninggal. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement