Ahad 25 Oct 2020 06:55 WIB

Debu Kuning China, Warga Korut Diminta Tetap di Rumah

Debu kuning musiman bertiup dari wilayah China ke Korut.

Rep: Puti Almas/ Red: Reiny Dwinanda
Perbatasan Korea Utara. Klaim  Pemerintah Korut bahwa Covid-19 dapat menyebar ke Korut melalui debu musiman yang dibawa dari wilayah China, tepatnya Gurun Gobi yang berjarak 1900 km, tampaknya tidak didukung oleh studi yang dilakukan selama ini tentang virus corona jenis baru.
Foto: AP Photo/Ahn Young-joon
Perbatasan Korea Utara. Klaim Pemerintah Korut bahwa Covid-19 dapat menyebar ke Korut melalui debu musiman yang dibawa dari wilayah China, tepatnya Gurun Gobi yang berjarak 1900 km, tampaknya tidak didukung oleh studi yang dilakukan selama ini tentang virus corona jenis baru.

REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG — Pemerintah Korea Utara (Korut) memperingatkan agar masyarakat tetap berada dalam rumah menyusul adanya debu kuning musiman yang bertiup dari wilayah China. Debu dikhawatirkan dapat membawa virus corona jenis baru (SARS-CoV-2) yang menyebabkan infeksi penyakit Covid-19 ke negara terisolasi itu.

"Karena Covid-19 terus menyebar ke seluruh dunia, kebutuhan untuk menangani debu kuning dan mengambil tindakan menyeluruh menjadi lebih penting," tulis surat kabar resmi Pemerintah Korut, Rodong Sinmun, dilansir TheNewDaily, Sabtu (24/10).

Baca Juga

Meski demikian, klaim Pemerintah Korut bahwa Covid-19 dapat menyebar ke Korut melalui debu musiman yang dibawa dari wilayah China, tepatnya Gurun Gobi yang berjarak 1900 km, tampaknya tidak didukung oleh studi yang dilakukan selama ini tentang virus corona jenis baru. Dua meter adalah metrik jarak sosial yang umum, meskipun Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat (AS) mengatakan, droplet yang mengandung virus terkadang dapat bertahan di udara selama berjam-jam.

Surat kabar resmi Pemerintah Korut juga mengatakan agar warga harus  menahan diri dari kegiatan di luar ruangan. Selain itu, mereka juga wajib mengikuti pedoman pencegahan penyakit yang diberlakukan di negara itu, seperti memakai masker saat pergi keluar.

Korut menjadi satu dari sedikit negara di dunia yang melaporkan nol atau tidak ada satupun kasus Covid-19. Meski demikian, klaim ini telah dipertanyakan dan diragukan oleh para ahli kesehatan secara global.

Sejak awal pandemi Covid-19 pada awal tahun ini, Pyongyang telah memberlakukan kontrol perbatasan yang ketat dan tindakan karantina untuk mencegah masuknya virus ke Korut. Para pengamat mengatakan wabah itu bisa menghancurkan negara di Asia Timur ini yang terisolasi secara ekonomi dan politik.

Sementara itu, stasiun televisi KRT yang dikelola Pemerintah korut mengatakan bahwa debu kuning dan debu halus mungkin mengandung zat berbahaya. Di antara zat berbahaya itu adalah seperti logam berat dan mikro-organisme patogen, termasuk virus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement