Jumat 23 Oct 2020 22:49 WIB

Caterina Scorsone Cerita tentang Anaknya yang Down Syndrome

Caterina Scorsone terkenal sebagai bintang serial TV Grey's Anatomy.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Reiny Dwinanda
Aktris Caterina Scorsone menyebut anaknya yang Down syndrome memiliki kelebihan di antara kekurangannya.
Foto: EPA
Aktris Caterina Scorsone menyebut anaknya yang Down syndrome memiliki kelebihan di antara kekurangannya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Caterina Scorsone berbicara tentang pentingnya kesetaraan bagi setiap anak. Dalam esai pribadi yang menyentuh hati yang disiapkannya untuk acara TV "Good Morning America", bintang Grey’s Anatomy berusia 39 tahun itu, membuka cerita tentang putrinya yang berusia tiga tahun Paloma ‘Pippa’ Michaela.

Memperingati Hari Down Syndrome pada Oktober ini, Scorsone menjelaskan mengapa advokasi Down syndrome penting baginya. Ia menyebut, putrinya Pippa adalah penyemangatnya.

Baca Juga

"Pippa mengidap Down Syndrome. Tapi Pippa bukanlah Down Syndrome, Pippa adalah Pippa. Pippa berbeda. Sama seperti kamu dan aku juga (yang punya perbedaan)," tulis Scorsone.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Hello, Friends! October is Down syndrome awareness month and I did a little interview about our family for @goodmorningamerica Link to interview in bio. Or go to my stories and swipe up! You’ll also find a little essay I wrote through the link. 💙💛 photos by the amazing @rebeccacoursey_photosandfilm

 

A post shared by Caterina Scorsone (@caterinascorsone) on

Di mata Scorsone, Pippa punya ingatan visual yang membuatnya lebih mudah untuk belajar dari gambar dan kata-kata tercetak daripada dari mendengarkan guru berceramah. Meskipun dapat membaca kata-kata sederhana pada usia tahun tahun, Pippa tetapi tidak membutuhkan waktu lebih lama daripada saudara perempuannya untuk dapat berbicara.

Kemungkinan itu terjadi karena perbedaan dalam perencanaan motorik lisan dan otot tonus. Dia kecil untuk usianya, tetapi matanya bijaksana. Dia selalu mengatakan apa yang dia maksudkan dan tidak seperti orang bodoh,” tulis ibu tiga anak itu.

Scorsone mengatakan, Pippa memiliki kebutuhan yang spesifik sesuai dengan cara tubuhnya dipersiapkan Sang Kuasa. Itu juga menunjukkan bahwa setiap manusia juga memiliki kebutuhan individual untuk berkembang dalam hidup.

"Pippa mencapai apa yang dia pilih untuk dicapai, untuk berkembang dan memenuhi keinginan yang dia miliki bagi dirinya sendiri, dia perlu didukung dengan cara-cara tertentu. Saya pun juga," tulis Scorsone.

Scorsone menjelaskan bahwa dia lebih memilih istilah ‘ekuitas’ daripada ‘kesetaraan’ saat mendukung hak putrinya dalam memenuhi kebutuhan khususnya. "Kesetaraan mencakup perbedaan kita. Kesetaraan terkadang bisa tidak sengaja menghapusnya, dan dengan demikian menciptakan kerugian dan ketidaksetaraan bagi banyak orang," katanya.

"Untuk memiliki kesempatan yang sama dan pemenuhan yang saya miliki, Pippa membutuhkan hal-hal seperti terapi yang dirancang untuk mendukung perbedaan belajar dan tantangan fisiknya. Dia membutuhkan lebih banyak visibilitas media untuk orang-orang yang mirip dengannya, sehingga orang-orang mengenalinya sebagai bagian dari komunitas mereka. Itu juga agar dia dapat mengenali dirinya sendiri dalam karakter aspiratif yang dia lihat di TV dan media," tulis dia lagi.

"Ketika dia bertambah usia, dia akan membutuhkan dukungan dengan beberapa keterampilan dalam hidupnya (seperti kebanyakan dari kita), dan menemukan pekerjaan yang cocok untuk keterampilan dan bakatnya. Dia akan membutuhkan beberapa dukungan untuk mendapatkan yang setara dalam hidup. Dia membutuhkan ekuitas," kata dia.

“Terlepas dari jumlah kromosom atau kemampuan yang kita miliki, jenis kelamin yang kita ekspresikan, uang di rekening bank kita, warna kulit kita atau profil pembelajaran yang paling kita kuasai, manusia memiliki kebutuhan yang sama. Kita membutuhkan cinta, keamanan, martabat, dan hubungan,” tulis Scorsone di dekat akhir esai karyanya

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement