Jumat 23 Oct 2020 15:22 WIB

Donald Trump Puji Moderator Debat Final Capres AS

Sebelumnya Trump menyebut moderator debat sebagai pendukung radikal Demokrat

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Christiyaningsih
Presiden Donald Trump
Foto: EPA-EFE/DAVID MAXWELL
Presiden Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memuji moderator debat final capres AS Kristen Welker. Sebelumnya, Trump menyerang jurnalis NBC News tersebut dengan menyebutnya bias dan pendukung "radikal" Partai Demokrat.

"Sejauh ini saya sangat menghormati cara Anda menangani (debat) ini," kata Trump di sela-sela debat dengan capres AS dari Partai Demokrat Joe Biden. Debat diselenggarakan di Belmont University, Nashville, Tennessee pada Kamis (22/10) malam waktu setempat.

Baca Juga

Sepanjang debat tersebut, Welker memang berupaya memberi kesempatan setara kepada Trump dan Biden untuk saling menyanggah serta menanggapi argumentasi masing-masing. Kendati demikian, Welker tetap memberi peringatan jika waktu untuk memaparkan telah habis atau dia hendak beralih ke topik selanjutnya.

Debat final itu pun berlangsung lebih tertib dibandingkan yang pertama. Biden dan Trump mampu mengontrol diri masing-masing untuk tidak menyela atau menyergah saat salah satu di antara mereka sedang menjelaskan serta menanggapi.

Pemandangan demikian tak terjadi pada debat pertama. Trump berulang kali menyela saat Biden menjelaskan atau menanggapi. Chris Wallace yang saat itu menjadi moderator bahkan memberi peringatan cukup keras ketika Trump sedang menyergah.

"Tuan Presiden, tolong hentikan. Negara akan lebih baik dilayani jika kita mengizinkan kedua orang berbicara dengan lebih sedikit interupsi. Saya meminta Anda, Tuan, untuk melakukan itu," kata Wallace.

Pada debat terakhir, terdapat beberapa topik yang dibahas antara lain tentang upah, penanganan pandemi, rasialisme, energi, lingkungan, dan lainnya. Pilpres AS akan digelar pada 3 November mendatang. Sejumlah survei di AS memperlihatkan elektabilitas Biden masih lebih unggul dibandingkan Trump.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement