Jumat 23 Oct 2020 10:44 WIB

Mahasiswa UNY Ingatkan Lagi Potensi Wisata di Karangsambung

Masyarakat belum sadar betul potensi situs wisata di desanya.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Fuji Pratiwi
Geopark (ilustrasi). Mahasiswa UNY mengingatkan kembali potensi wisata di Karangsambung, Jawa Tengah.
Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Geopark (ilustrasi). Mahasiswa UNY mengingatkan kembali potensi wisata di Karangsambung, Jawa Tengah.

REPUBLIKA.CO.ID, KEBUMEN -- Karangsambung-Karangbolong memang sudah ditetapkan sebagai geopark nasional di Indonesia sejak 2018. Namun, potensi wisata belum secara optimal dikembangkan, sehingga manfaatnya belum dirasakan masyarakat secara maksimal.

Padahal, kawasan itu terdiri atas 59 situs geosite, biosite, dan culture site yang tersebar di utara, timur dan selatan. Beberapa situs geopark ada di satu wilayah, bahkan berada dalam satu desa, yang salah satunya Desa Karangsambung, Kebumen, Jawa Tengah.

Baca Juga

Di Desa Karangsambung ada beberapa situs geosite seperti Bukit Pentulu Indah, Museum Melange dan lain-lain. Keberadaan situs-situs tersebut berdampak positif bagi masyarakat Desa Karangsambung untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.

Namun, dampak yang dirasakan masyarakat masih terbilang belum signifikan karena situs-situs geopark belum dimanfaatkan secara maksimal. Banyak yang dibiarkan begitu saja, menunjukkan masyarakat belum sadar betul potensi situs-situs itu.

Untuk itu, sekelompok mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) mencoba mengembangkan lagi desa wisata di sana. Menggabungkan wisata alam dan edukasi yang memanfaatkan situs-situs geopark dan dilengkapi wisata pendukung lainnya.

Ada Indah Mutiara Sari dan Lutfiana Hikmawati Prodi Pendidikan Bahasa Inggris, Wahyu Nur Afrita dan Anjas Pramesti Prodi Pendidikan Geografi, serta Mirda Nor Endah Sari Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

"Di Karangsambung juga terdapat sungai terbesar di Kabupaten Kebumen yaitu Luk Ulo. Namun, masyarakat hanya memanfaatkan sungai tersebut untuk pengairan sawah dan keperluan sehari-hari tanpa menyadari potensi wisata dari sungai tersebut," kata Indah, Kamis (22/10).

Mereka turut berkeinginan menggabungkan wisata alam dan edukasi memanfaatkan Geopark Karangsambung-Karangbolong. Lalu, dilengkapi wisata air memanfaatkan Sungai Luk Ulo sebagai media utama dan wisata budaya lestarikan kesenian Ebeg.

Lutfiana menekankan, kesenian ini hampir punah karena tergusur pertunjukan seni modern. Dulu, pertunjukan Ebeg ditampilkan di acara hajatan seperti nikahan, sunatan, selamatan dan lain-lain. Program sendiri dinamai Karsa Wisata Geopark.

"Dilakukan bekerja sama dengan Karang Taruna Desa Karangsambung Kebumen, berupa pelatihan secara daring yang digelar lewat Google Meet dengan tujuan menyiapkan pengembangan wisata di Desa Karangsambung," ujar Lutfiana.

Wahyu menjelaskan, pelatihan meliputi edukasi Geopark Nasional Karangsambung-Karangbolong dan situs-situs geologi. Ada pula pelatihan tour guiding, promosi desa wisata, manajemen pariwisata, dan pembuatan lampion bambu dan seni Ebeg.

"Kami juga menyiapkan modul yang sesuai dengan materi pelatihan," kata Wahyu.

Modul berisi dasar-dasar komunikasi menjadi pemandu wisata (tour guide) dan pengembangan lokasi wisata. Meliputi pengembangan wisata alam dan edukasi memanfaatkan situs-situs geopark, wisata air dengan susur sungai dan bungee jumping di Sungai Luk Ulo.

Kegiatan ini turut meraih dana Dikti dalam Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian kepada Masyarakat 2020. Salah satu warga yang mengikuti pelatihan, Aji, memberikan apresiasi atas pelatihan yang diberikan mahasiswa UNY tersebut.

"Pelatihan sangat berguna sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat dan menyiapkan desa wisata yang memanfaatkan situs geopark," ujar Aji.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement