Kamis 22 Oct 2020 18:37 WIB

Vaksin Sinovac dan Bahan Baku Sinopharm Tiba Akhir Tahun

Bahan baku vaksin Sinopharm akan diproduksi jadi vaksin mandiri nonsubsidi.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Fuji Pratiwi
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto. Airlangga menyampaikan, pada akhir tahun, Indonesia akan kedatangan vaksin dari Sinovac dan bahan baku vaksin dari Sinopharm.
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto. Airlangga menyampaikan, pada akhir tahun, Indonesia akan kedatangan vaksin dari Sinovac dan bahan baku vaksin dari Sinopharm.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan, pada akhir tahun, Indonesia akan kedatangan dua jenis vaksin Covid-19. Mereka adalah tiga juta dosis vaksin dari Sinovac dan 15 juta dosis berupa bahan baku dari Sinopharm.

Untuk vaksin dari Sinovac, Airlangga mengatakan, masih ada tahapan sertifikasi yang dibutuhkan sebelum dapat digunakan ke masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, kini pemerintah melalui Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sudah mengirimkan perwakilan ke pabrik Sinovac.

Baca Juga

Di sisi lain, Indonesia juga akan kedatangan 15 juta dosis vaksin dalam bentuk bahan baku.Bahan baku ini akan diproduksi menjadi vaksin di laboratorium Bio Farma dan disertifikasi oleh BPOM. "Ini yang akan ada dalam bentuk vaksin mandiri," ujar Airlangga dalam konferensi pers secara virtual, Kamis (22/10).

Vaksin mandiri yang dimaksud adalah vaksin tersebut dapat diakses masyarakat secara sendiri-sendiri. Ketersediaan vaksin ini di luar vaksin yang sudah disiapkan pemerintah untuk diberikan ke kelompok prioritas dengan skema subsidi atau bahkan gratis.  

Rencananya, vaksin mandiri akan dikelola oleh Bio Farma beserta mitra yang ditunjuk. Namun, ia belum menyebutkan harga dan cara memperoleh vaksin tersebut.

"Pemerintah akan memberikan informasi secara jelas saat program ini (vaksinasi) sudah siap dan pada saat vaksinnya sudah tersedia," ucap Airlangga yang juga menjabat sebagai ketua komite Pengendalian Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN) itu.

Sementara itu, vaksin yang disubsidi pemerintah akan diprioritaskan ke beberapa kelompok masyarakat, sesuai dengan studi dari World Health Organization (WHO). Yakni, mereka yang bergerak di bidang kesehatan seperti perawat dan dokter, hingga aparat penegak hukum.

Periode vaksinasi berikutnya ditujukan untuk kelompok yang dianggap rentan. Namun, Airlangga belum menjelaskan secara detail siapa saja yang masuk ke kelompok ini. Menurutnya, pemerintah kini sedang menyiapkan rencana induk dan peta jalan vaksinasi, termasuk terkait kelompok rentan.

Pemberian vaksinasi, terutama subsidi, akan diutamakan di daerah-daerah dengan penyebaran virus corona yang tinggi atau dikenal sebagai zona merah. Di antaranya, Sumatra Utara, Aceh, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur hingga Papua Barat.

Selain bekerja sama dengan mitra internasional, Indonesia juga mengembangkan vaksin sendiri, yaitu Vaksin Merah Putih. Airlangga menyebutkan, perkembangan sejauh ini menunjukkan, Vaksin Merah Putih sudah siap diproduksi di kuartal kedua tahun depan, sehingga siap didistribusikan pada akhir 2021. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement