Kamis 22 Oct 2020 15:12 WIB

Peneliti IPB Kembangan Pertanian Berbasis Air Laut

Marine aquagriculture bisa memproduksi hasil laut secara masif.

Pedagang menunjukkan ikan kering kerapu yang dijual di salah satu ruas jalan di Pagimana, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah, Kamis (5/12/2019).
Foto: Antara/Basri Marzuki
Pedagang menunjukkan ikan kering kerapu yang dijual di salah satu ruas jalan di Pagimana, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah, Kamis (5/12/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dr Joel, peneliti lulusan Institut Pertanian Bogor (IPB) yang mendirikan tim riset Elon Farm, mengembangkan marine aquagriculture. Ini adalah pertanian modern berbasis air laut.

"Metode ini sudah berjalan dan sudah berkembang di beberapa titik skala industri di kawasan Bogor, Jawa Barat," kata Joel dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Kamis (22/10).

Baca Juga

Ia berharap metode tersebut mampu menjawab ancaman kelangkaan pangan yang diakibatkan oleh pandemi COVID-19. Terlebih saat ini, ketika hampir seluruh negara mengalami kecemasan akan ketersediaan pangan sehingga isu ketahanan pangan menjadi sentral di hampir semua negara di dunia. Wajar jika semua negara seakan berlomba melakukan inovasi teknologi dalam memproduksi pangan.

Tak ketinggalan Indonesia, masyarakatnya terus berinovasi dalam upaya pencapaian kedaulatan dan kemandirian pangan agar ketahanan pangan bisa tercapai dan terjaga. Ini pula yang dilakukan Tim Riset Elon Farm.

Joel mengatakan inovasi Tim Riset Elon Farm ini sebelumnya telah sukses dalam membuat metode Freshwater Aquagriculture. Metode ini bisa mengoptimalkan lahan dalam sebuah ekosistem resirkulasi air dan membudidayakan setidaknya empat komoditas seperti ikan, udang galah, sayuran, dan mutiara air tawar dalam satu sistem.

Langkah selanjutnya, kata Joel, Elon Farm sedang mengembangkan Marine Aquagriculture, sebuah terobosan metode yang sama dengan Freshwater Aquagriculture.

Perbedaannya, Marine Aquagriculture menggunakan air laut. Komoditas yang dikultur adalah ikan kerapu, kerang abalon, tiram mutiara, dan anggur laut.

"Marine Aquaponic akan menjadi salah satu solusi masa depan dalam memproduksi pangan dari komoditas hasil laut secara masif untuk kebutuhan dalam negeri maupun ekspor,” katanya.

Marine Aquagriculture selain untuk tujuan produksi pangan berbasis air laut, dengan fasilitas yang modern dan bersih juga akan sangat baik jika digabungkan dengan marine ecotorism. Hal itu sekaligus bisa menjadi daya tarik wisata bagi wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara.

"Kami bersama tim saat ini sedang melakukan instalasi sistem. Semoga inovasi ini sebagai tonggak kemajuan bangsa Indonesia khususnya di dunia ketahanan pangan, dan hasilnya akan terlihat petengarhan Desember 2020 ini,” kata Joel.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement