Kamis 22 Oct 2020 14:22 WIB

Kementerian BUMN Dorong Transformasi Energi

Pemerintah sedang memetakan potensi-potensi energi terbarukan yang ada.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Fuji Pratiwi
Menteri BUMN, Erick Thohir. Kementerian BUMN terus mendorong transformasi energi.
Foto: Kementerian BUMN
Menteri BUMN, Erick Thohir. Kementerian BUMN terus mendorong transformasi energi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, ketahanan energi merupakan salah satu pilar utama selain ketahanan pangan dan kesehatan yang ingin diwujudkan Kementerian BUMN demi tercapainya Indonesia Emas 2045. Upaya penguatan ketahanan energi akan memerhatikan faktor ketersediaan, aksesibilitas, keterjangkauan, keberlanjutan, dan memastikan daya saing untuk Indonesia. 

"Jangan sampai kita membuat kebijakan yang memperlemah daya saing dan sebaliknya, jangan kita membuat kebijakan yang menghambat transformasi energi nasional," ujar Erick saat menghadiri acara "Tempo Energy Day: Pengembangan Energi Baru Terbarukan" secara virtual pada Kamis (22/10).

Baca Juga

Kata Erick, Kementerian BUMN terus mendorong transformasi di bidang ketahanan energi dengan mengembangkan electric vehicle battery atau baterai bagi kendaraan listrik, sinergitas kilang dan pertrokimia, implementasi transisi yang jelas dan terpadu untuk peralihan dari sumber daya fosil dan energi terbarukan sesuai dengan potensi cadangan yang dimiliki, dan kebutuhan energi ke depan.

"Untuk itu, kami dari Kementerian BUMN telah menugaskan perusahaan-perusahaan BUMN di dalam klaster energi dan minerba seperti PLN, Pertamina, MIND ID, Bukit Asam untuk terus berinvestasi demi energi masa depan," ucap Erick. 

Erick menyebut sejumlah transformasi telah terjadi, seperti implementasi program biodiesel B30 yang sudah berjalan. Percepatan program gasifikasi batu bara juga dilakukan untuk dijadikan metanol dan DME sehingga bisa mengurangi impor LPG yang saat ini sudah mencapai sekitar enam juta metrik.

Percepatan program pembangunan listrik tenaga surya juga tengah dilakukan antara PLN dengan perusahaan energi baru terbarukan asal UEA, Masdar, dengan kapasitas 145 MW dan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara. 

Oleh karenanya, lanjut Erick, pemerintah sedang memetakan potensi-potensi energi terbarukan yang ada di Indonesia dan memprioritaskan mulai dari kepulauan-kepulauan karena saat ini beberapa daerah memiliki kapasitas berlebih akibat pandemi.

"Kita harapkan Indonesia yang memiliki kekayaan sumber daya alam dan energi berlimpah mampu memanfaatkan pemberian dari Allah SWT bagi kesejahteraan seluruh rakyat demi mewujudkan Indonesia Emas 2045," kata Erick. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement