Rabu 21 Oct 2020 10:02 WIB

Gelombang Kedua Covid-19 Terjang Eropa dengan Keras

Negara yang terpukul parah pada gelombang pertama Covid-19 mulai mengambil tindakan

Red: Nur Aini
Covid-19 di Eropa
Covid-19 di Eropa

 

BRUSSEL -- Negara-negara Eropa mengambil tindakan antisipasi baru untuk membendung penyebaran virus corona karena meningkatnya kasus harian pada gelombang kedua.

Baca Juga

Belgia terpukul parah oleh Covid-19, menurut data yang dirilis oleh otoritas kesehatan negara itu. Antara 9 dan 15 Oktober, rata-rata terdapat 7.876 infeksi baru sehari, meningkat 79 persen dari minggu sebelumnya.

Di negara berpenduduk 11,4 juta itu, jumlah kasus meningkat menjadi 222.253 sejak awal pandemi, sementara 10.413 orang telah meninggal dunia. Berbicara kepada penyiar Belgia RTL, Frank Vandenbroucke, menteri federal, mengatakan negara itu sedang menghadapi "tsunami infeksi".

Karena peningkatan jumlah kasus, hasil tes Covid-19 datang lebih lambat dari biasanya dan rumah sakit menunda perawatan untuk pasien yang tak menderita Covid-19. Negara tersebut mengambil beberapa tindakan tambahan untuk mengatasi infeksi. Mulai Senin kemarin, restoran, kafe, dan bar di seluruh Belgia akan ditutup selama sebulan.

Belgia juga memberlakukan jam malam dari tengah malam hingga 05.00 pagi dan setiap orang hanya dapat berinteraksi dekat dengan satu orang di luar keluarga. Jika memungkinkan orang-orang akan bekerja dari rumah.

Italia mencapai rekor baru

Jumlah kasus virus corona baru di Italia mencapai rekor baru pada Ahad, mencapai 11.705 dalam 24 jam, dan jumlah pasien yang dirawat dalam perawatan intensif terus meningkat. Italia juga mencatat 69 kematian baru, sehingga jumlah keseluruhannya menjadi 36.543 jiwa.

Perdana Menteri negara itu, Giuseppe Conte, pada Ahad mengumumkan langkah-langkah lebih lanjut yang bertujuan untuk menahan gelombang kedua penularan Covid-19 dan menghindari lockdown baru yang akan menghantam ekonomi dengan keras. Di bawah aturan baru itu, wali kota Italia akan memiliki wewenang untuk menutup alun-alun umum dan tempat lain setelah jam 9 malam, yang hanya memungkinkan akses ke penduduk dan pemilik toko-toko.

Restoran dan bar akan tutup pada tengah malam. Restoran juga mengizinkan maksimal enam orang untuk duduk di meja. Conte juga mengatakan sekolah dan universitas akan terus terbuka, tetapi mereka akan didorong untuk memungkinkan lebih banyak pembelajaran jarak jauh.

Dia mengatakan Italia tidak dapat menggunakan strategi yang sama seperti yang digunakan musim semi lalu untuk memerangi penyebaran virus karena akan membunuh pemulihan ekonomi negara.

Prancis dalam keadaan darurat

Prancis melaporkan 29.837 kasus baru pada Ahad kemarin karena infeksi mencapai rekor harian baru. Ada 90 kematian baru dengan jumlah kematian Prancis sekarang mencapai lebih dari 33 ribu. Sebanyak 7.198 pasien masih dirawat di rumah sakit.

Prancis berada dalam keadaan darurat dengan jam malam diberlakukan untuk Paris, Ile-de-France, Lille, Grenoble, Lyon, Aix-Marseille, Montpellier, Rouen, Saint-Etienne dan Toulouse. Jam malam, yang mulai berlaku pada jam 9 malam hingga 6 pagi setiap pagi, akan berlangsung selama empat minggu ke depan.

Pengecualian akan berlaku untuk perusahaan medis, hotel, perusahaan pengiriman dan fasilitas umum, termasuk kantor polisi dan pemadam kebakaran.

Inggris dalam waspada

Sementara itu, di Inggris, data pemerintah melaporkan 16.982 kasus positif baru di seluruh negeri selama 24 jam beberapa hari lalu, sehingga totalnya menjadi lebih dari 722 ribu. Data juga menunjukkan bahwa total kematian melebihi 43 ribu jiwa.

Minggu lalu, pemerintah mengumumkan sistem tiga tingkat baru untuk pembatasan terkait virus corona. London sekarang berada di tingkat menengah. Pembatasan tersebut berarti warga London akan dilarang bertemu orang-orang dari rumah lain di dalam satu ruangan, baik di rumah atau di pub. Mereka juga disarankan untuk mengurangi perjalanan melalui transportasi umum jika memungkinkan.

sumber : https://www.aa.com.tr/id/dunia/gelombang-kedua-covid-19-terjang-eropa-dengan-keras/2013402
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement