Rabu 21 Oct 2020 06:48 WIB

Ridwan Kamil: Arsitek Aktif Berikan Ide ke Pemerintah

Tidak semua pemerintah tahu apa yang harus dikerjakan, disinilah hadir peran arsitek

Rep: arie lukihardianti/ Red: Hiru Muhammad
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
Foto: Edi Yusuf/Republika
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG-- Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil yang juga arsitek asal Bandung menilai, arsitek harus memiliki peran aktif dalam memberikan ide dan gagasan secara ilmiah kepada pemerintah. 

Menurut Ridwan Kamil, ide atau gagasan itu, bisa membantu pemerintah dalam membangun Jabar lewat berbagai proyek strategis. Asalkan, usulan yang disampaikan logis dan memberikan solusi nyata. 

“Pendidikan arsitektur membekali saya satu hal, (yakni) dengan pendidikan arsitektur kita bisa memberikan solusi jika ada sebuah problem statement dengan hasil kerja yang paling realistis,” ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil dalam web seminar "70 Tahun Pendidikan Arsitektur Indonesia: Arsitektur Untuk Kebaikan Bersama" melalui konferensi video dari Gedung Pakuan, Kota Bandung, Selasa malam (20/10). 

Emil pun memaparkan proses kerja dalam lingkup pemerintahan yang terbagi menjadi dua bagian yaitu top-down dan bottom-up. Untuk proses kerja top down, ia berujar bahwa sebuah proyek lahir sesuai karakter pemimpin. 

“Apabila pemimpinnya berpikir secara sosial ekonomi, (maka) seperti apa yang sedang saya kerjakan, yaitu merevitalisasi alun-alun di setiap kabupaten/kota di Jabar,” katanya.

Terkait proses kerja bottom-up, Emil mengatakan dalam proses inilah para arsitek bisa ikut terlibat dalam sebuah proses pengerjaan proyek pembangunan dengan duduk bersama memikirkan ide dan gagasan. 

Karena, kata dia, sebenernya mengenai dunia arsitektur, tidak semua pemerintah itu tahu apa yang harus dikerjakan. Di sinilah peran para arsitek dinantikan untuk memberikan ide-ide dan gagasan yang segar untuk diadopsi oleh pemerintah.

“Mudah-mudahan sketsa dari saya tersebut bisa dipahami oleh para arsitek di Indonesia. Jangan sampai jadi arsitek yang pasif, karena saya sebagai pemimpin itu sangat membutuhkan masukan untuk menciptakan suatu inovasi pembangunan di berbagai bidang," tambahnya. 

Selain itu, dalam web seminar tersebut, Emil meminta para arsitek untuk melahirkan ruang arsitektur tidak hanya berupa ruang formal, tapi juga ruang nonformal untuk menghadirkan sebuah ruang publik yang meningkatkan kebahagiaan masyarakat. 

“Karena buat apa hidup kalau tidak melahirkan sebuah kebaikan dalam sebuah perubahan yang membawa positif bagi lingkungan sekitar,” katanya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement