Selasa 20 Oct 2020 18:53 WIB

30 Anak Muda Ikuti Pelatihan Pengusaha Kopi

Peserta pelatian berusia antara 17–35 tahun yang terlibat pada usaha kopi.

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Agus Yulianto
Sebanyak 30 anak muda ikuti pelatihan pengusaha kopi di Bandar Lampung, Rabu (20/10).
Foto: Dok. Scopi
Sebanyak 30 anak muda ikuti pelatihan pengusaha kopi di Bandar Lampung, Rabu (20/10).

REPUBLIKA.CO.ID, LAMPUNG -- Sustainable Coffee Platform of Indonesia (Scopi) mengadakan pelatihan pengusaha muda bidang kopi di Bandar Lampung, Rabu (20/10). Pelatihan yang diikuti 30 anak muda tersebut bertujuan mengembangkan SDM dalam penguatan ekonomi sektor kopi industri rumahan di Lampung.

Provinsi Lampung menjadi tempat pelatihan karena penghasil kopi robusta terbesar di Indonesia. Pelatihan berlangsung selama empat hari sejak Rabu (20/10) dengan menggandeng Dinas Perkebunan Lampung, Dinas Perkebunan dan Peternakan Lampung Barat, dan Dinas Tanaman Pangan Hortikultura Dan Peternakan  Way Kanan.

Para peserta pelatian berusia antara 17–35 tahun yang terlibat pada usaha kopi serta mendapatkan pendampingan sebelumnya oleh Master Trainers (MT) Scopi dan pemda.

photo
Kopi robusta Ulubelu, Tanggamus, Lampung. - (Republika/Prayogi)

“Kopi merupakan komoditas unggulan Provinsi Lampung. Pada 2019 produksi kopi Lampung mencapai 117.092 ton dengan rata-rata produktivitas mencapai 843 kg per hectare dari luas lahan 156.918 hektare,” kata Kadis Perkebunan Lampung Edi Yanto dalam sambutan yang disampaikan Kabid Pengolahan dan Pemasaran Hasil Dinas Perkebunan Lampung Desnini.

Dia mengatakan, posisi sebaran kopi tersebut hampir sebagian besar terdapat di wilayah kawasan hutan. Ada lima kabupaten di Lampung yang memproduksi kopi yakni Lampung Barat, Tanggamus, Lampung Utara, Way Kanan, dan Pesisir Barat. Dalam lima tahun terakhir, kontribusi produksi kopi Lampung terhadap kopi nasional rata-rata sebesar 16 persen.

“Oleh karena itu, peningkatan SDM dan peningkatan mutu melalui pendampingan di sektor kopi untuk menyiapkan home industry  berkualitas menjadi prioritas Pemerintah Provinsi Lampung,” ujar Edi Yanto pada pembukaan pelatihan tersebut.

Pelatihan pengusaha muda di bidang kopi ini menggandeng Indonesia Coffee Academy sebagai trainer dengan topik pelatihan mencakup Coffee Cupping, Manual Brewing dan Latte Art. Peserta pelatihan dibagi dalam dua batch, yakni 15 peserta per batch, dan wajib mematuhi protokol kesehatan seperti memakai masker dan menjaga jarak antar peserta.

Dari 30 peserta,terdiri dari delapan perempuan dan 22 laki-laki wajib mengikuti rapid test Covid-19, yang dilaksanakan sebelum pelatihan, dan setelah pelatihan akan digelar rapid test kembali.

Direktur Eksekutif Scopi Paramita Mentari Kesuma menjelaskan, pelatihan ini dilakukan sebagai salah satu wujud kolaborasi bersama Pemprov Lampung, yang menjadi salah satu area kerja Scopi bersama MT, dalam menjaga stabilitas pasar kopi selama era kenormalan baru. Kegiatan ini juga sejalan dengan program Pemprov Lampung terkait penyiapan industri rumah tangga untuk mendorong ekonomi di Lampung dari sektor kopi.

“Konsumsi kopi domestik di Indonesia yang tumbuh 44 persen dalam periode 10 tahun terakhir (Oktober 2008 — September 2019), seperti yang disampaikan oleh International Coffee Organization, menjadi peluang untuk peningkatan ekonomi,” kata Paramita Mentari dalam keterangan pers yang diterima Republika.co.id, Rabu (20/10).

Menurut dia, Lampung memiliki kesempatan yang besar untuk mengembangkan usaha kopi dari produksi kopi robustanya. Peran anak muda dan perempuan dalam mengembangkan usaha tersebut menjadi penting. Scopi sebagai platform yang mengedepankan keberlanjutan kopi di Indonesia melihat hulu dan hilir di sektor kopi menjadi satu ekosistem yang tidak terpisahkan. Pelatihan di hilir untuk pengembangan usaha kopi akan berdampak pula pada hulu kopi, misalkan melalui penyerapan hasil panen kopi.

Dia mengatakan, sebagai wujud dukungan terhadap program pemerintah, Scopi beserta para mitra kerjanya tetap memfasilitasi pelatihan dan pendampingan petani kopi di sektor hulu. Selain itu, untuk penguatan praktik pertanian dan pascapanen kopi yang baik dan berkelanjutan untuk terus mendorong terwujudnya kopi berkelanjutan di Indonesia. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement