Selasa 20 Oct 2020 16:31 WIB

Belgia Perlu Kembali Berlakukan Lockdown

Ahli virologi sebut Belgia perlu lockdown jika tak ada penurunan lonjakan Covid-19

Rep: Puti Almas/ Red: Christiyaningsih
 Warga Belgia berjalan di depan poster kampanye melawan Covid-19 di Brussels. Ilustrasi.
Foto: EPA
Warga Belgia berjalan di depan poster kampanye melawan Covid-19 di Brussels. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS — Belgia dilaporkan harus kembali melakukan karantina wilayah atau lockdown secara penuh jika tidak ada penurunan lonjakan kasus infeksi virus corona jenis baru (Covid-19). Hal ini dinyatakan oleh seorang ahli virologi senior di negara itu pada Selasa (20/10).

“Kami kemudian harus mempertimbangkan langkah-langkah yang lebih ketat, yang bisa menyerupai lockdown seperti yang diberlakukan pada Maret dan April,” ujar Yves Van Laethem.

Baca Juga

Dalam pidato di konferensi pers nasional tentang situasi Covid-19, Laethem mengatakan hanya vaksin atau pengobatan efektif yang akhirnya akan mengatasi pandemi. Menteri Kesehatan Belgia Frank Vandenbroucke mengatakan ibu kota Brussels dan wilayah selatan Wallonia dekat dengan ‘tsunami’ atau bahaya situasi kesehatan yang lebih buruk daripada di tempat lain di Eropa.

Vandenbroucke mengatakan tsunami berarti pihak berwenang kehilangan kendali atas situasi, yang berarti semua prosedur perawatan kesehatan non-Covid perlu ditunda. Negara dengan 11 juta orang penduduk ini melaporkan pada Senin (19/10) kemarin rata-rata kasus harian Covid-19 adalah 7.876 dan dalam sepekan rata-rata 252 orang masuk rumah sakit dan 30 kematian.

Ketika puncak gelombang Covid-19 pada akhir Maret, lebih dari 600 orang dirawat di rumah sakit dalam satu hari di Belgia.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement