Selasa 20 Oct 2020 14:34 WIB

Perlakuan Kejam Terungkap di Sekolah Islam di Sudan

Siswa di khalwa mengalami penyiksaan rutin.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Ani Nursalikah
Perlakuan Kejam Terungkap di Sekolah Islam di Sudan. Sebuah penyelidikan oleh BBC News Arabic mengungkap adanya perlakuan kejam di sekolah-sekolah Islam di Sudan.
Foto: Jess Kelly/BBC News
Perlakuan Kejam Terungkap di Sekolah Islam di Sudan. Sebuah penyelidikan oleh BBC News Arabic mengungkap adanya perlakuan kejam di sekolah-sekolah Islam di Sudan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah penyelidikan oleh BBC News Arabic mengungkap adanya perlakuan kejam di sekolah-sekolah Islam di Sudan. Menurut penyelidikan itu, ribuan anak laki-laki kerap dipukuli, dibelenggu, dan dirantai di sekolah-sekolah Islam yang dikenal sebagai khalwa di seluruh Sudan.

Reporter Fateh al-Rahman al-Hamdani merupakan mantan siswa khalwa. Dia menyamar selama 18 bulan dan diam-diam mendokumentasikan kasus penyiksaan rutin di 23 khalwa.

Baca Juga

Khalwa adalah sekolah agama tradisional dan telah ada selama ratusan tahun di Sudan. Ada hampir 30 ribu khalwa saat ini di mana sekolah tersebut memberikan pendidikan gratis kepada anak-anak.

Dalam satu contoh, pada khalwa Ahmed Hanafy yang dihormati di Darfur, seorang guru mencambuk seorang anak laki-laki lebih dari 30 kali di sebuah ruang belajar di bawah atap besi bergelombang yang panas. Hamdani menemukan anak-anak dibelenggu dan kadang-kadang sebanyak enam atau tujuh anak akan dirantai bersama.

Banyak anak laki-laki kekurangan gizi dan dibiarkan dalam kondisi yang menyedihkan, termasuk dipaksa tidur di lantai. Pada satu khalwa, al-Khulafaa al-Rashideen, yang dijalankan oleh seorang pria bernama Sheikh Hussein, kebanyakan anak laki-laki dibelenggu dan dicambuk meski melakukan kesalahan sekecil apa pun.

"Mereka (syekh) membuat kami berputar-putar. Setiap kali salah satu dari kami jatuh, kami harus bangun lagi karena mereka terus mencambuk kami. Mereka mengatakan ini baik untuk kami," kata seorang siswa kepada BBC, dilansir di Middle East Eye, Selasa (20/10).

Film dokumenter tersebut berpusat pada dua siswa berusia 14 tahun dari al-Khulafaa al-Rashideen, Mohamed Nader dan Ismail, yang didekam di khalwa dan disiksa selama lima hari tanpa diberi makanan atau air. Hamdani mengatakan, anak laki-laki itu dipukuli.

"Mereka mengoleskan aspal ke seluruh tubuh mereka. Mohamed Nader telah dipukuli dengan sangat parah sehingga Anda bahkan dapat melihat tulang punggungnya," kata ayah Mohamed Nader kepada BBC.

 

 

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement