Selasa 20 Oct 2020 05:24 WIB

Pendidikan Vokasi Berperan Tumbuhkan Inovasi di Masyarakat

Pendidikan vokasi membutuhkan pengajar yang punya kompetensi sesuai bidang keahlian.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Friska Yolandha
Ketua Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Vokasi Universitas Indonesia (UI), Rahmi Setiawati, mengatakan, pendidikan vokasi merupakan elemen dasar dalam ekonomi pembelajaran (learning economy). Pendidikan vokasi juga memiliki peran penting untuk menumbuhkan inovasi suatu masyarakat.
Foto: Pertamina
Ketua Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Vokasi Universitas Indonesia (UI), Rahmi Setiawati, mengatakan, pendidikan vokasi merupakan elemen dasar dalam ekonomi pembelajaran (learning economy). Pendidikan vokasi juga memiliki peran penting untuk menumbuhkan inovasi suatu masyarakat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Vokasi Universitas Indonesia (UI), Rahmi Setiawati, mengatakan, pendidikan vokasi merupakan elemen dasar dalam ekonomi pembelajaran (learning economy). Pendidikan vokasi juga memiliki peran penting untuk menumbuhkan inovasi suatu masyarakat.

"Sehingga, pendidikan vokasi membutuhkan pengajar yang memiliki kompetensi sesuai bidang keahliannya, infrastruktur yang memadai, sumber daya pendukung yang mencukupi, dan kurikulum yang relevan dengan dunia usaha," ujar Rahmi, dalam keterangannya, Senin (19/10).

Menurut Rahmi, apabila semua kebutuhan tersebut terpenuhi, maka para mahasiswa akan dapat belajar dengan efektif. Pendidikan vokasi akan dapat menghasilkan lulusan dengan keterampilan kerja yang handal dan sesuai dengan kebutuhan industri.

"Dampaknya, tenaga kerja menjadi produktif dan berkontribusi dalam perekonomian negara," ujar dia.

Menurut Rahmi, pengembangan keterampilan di pendidikan vokasi sangat memerlukan kolaborasi dan kerjasama (partnership) dengan dunia usaha, dengan dikoordinasi oleh pemerintah. Kolaborasi yang baik antara lembaga pendidikan vokasi dan dunia usaha telah menjadi kunci sukses pelaksanaan program partnership (Mitras Dudi).

Saat ini, Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, sedang melaksanakan kegiatan Program Pengembangan Penilaian Mutu Pendidikan Tinggi Vokasi Berstandar Industri Tahun Anggaran (TA) 2020.

Salah satu penerima hibah kegiatan tersebut adalah Program Pendidikan Vokasi UI, dengan bidang Prioritas Ekonomi Kreatif. Melalui Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) UI, diharapkan dapat menyusunan skema sertifikasi berdasarkan KKNI level 5 dan 6 pada bidang prioritas ekonomi kreatif.

"Salah satu skema sertifikasi yang dihasilkan adalah kompetensi bidang kewirausahaan, bidang teknologi dan tenaga jasa untuk ekonomi kreatif di industri komunikasi dan pariwisata," kata Rahmi menjelaskan.

Melalui program ini, lanjut Rahmi, akan terbentuk peningkatan kerjasama dengan dunia usaha dan industri. Dengan adanya MOU, akan memperkuat positioning Pendidikan Vokasi UI dalam menghasilkan sumberdaya manusia yang memiliki keterampilan (skill), knowledge dan attitude yang sesuai dengan kompetensi dan daya saing pasar.  

Pihak industri merupakan laboratorium tempat mahasiswa pendidikan vokasi melakukan magang atau belajar di industri secara real. Sedangkan benefit bagi pihak industri adalah mendapatkan tenaga kerja yang telah terlatih dan memiliki kompetensi sesuai dengan bidangnya.

Manfaat dengan adanya kerjasama antara pihak industri dengan pendidikan vokasi akan memperkuat capaian pembelajaran kurikulum dan pengembangan sarana atau infrastruktur pada Program Pendidikan Vokasi. Sementara bagi industri memperoleh SDM yang memiliki kompetensi dan siap kerja, sehingga mampu memberikan kontribusi pada pengembangan perusahaan/industri.

Program Pendidikan Vokasi UI adalah salah satu pendidikan tinggi yang menekankan pengembangan kemampuan mahasiswa yang mumpuni dengan sertifikasi kompetensi yang didapatkan selama masa perkuliahannya. Tujuan sertifikasi adalah menciptakan kesesuaian antara capaian atau output kurikulum dengan kompetensi berdasarkan kebutuhan industri atau pasar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement