Senin 19 Oct 2020 10:38 WIB

Nokia dan NASA Bangun Jaringan 4G di Bulan

Sinyal 4G di Bulan mungkin lebih baik dibandingkan di Bumi karena tak ada gangguan.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Dwi Murdaningsih
Jaringan 4G (Ilustrasi)
Jaringan 4G (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA –  Badan Antariksa AS (NASA) memasang jaringan 4G di bulan. Hal itu guna mencapai tujuannya pada 2028 untuk membangun pangkalan bulan.

NASA memberikan 370 juta dolar AS kepada lebih dari selusin perusahaan untuk menyebarkan teknologi di permukaan bulan. Inovasi tersebut termasuk pembangkit listrik jarak jauh, pembekuan kriogenik, robotika, pendaratan yang lebih aman, dan 4G.

Baca Juga

NASA mengatakan 4G dapat memberikan komunikasi jarak yang lebih andal dan lebih jauh daripada standar radio saat ini yang berlaku di bulan. Misal, di bumi, jaringan 4G akhirnya akan ditingkatkan menjadi 5G.

Bell Labs Nokia (NOK) diberikan 14,1 juta dolar AS untuk proyek tersebut. Bell Labs yang sebelumnya dioperasikan oleh AT&T, akan bermitra dengan perusahaan rekayasa luar angkasa, yaitu Intuitive Machines untuk membangun jaringan 4G-LTE.

Sinyal 4G mungkin akan bekerja lebih baik di bulan daripada di sini karena tidak akan ada pohon, bangunan, atau sinyal TV untuk mengganggu sinyal 4G. Jaringan seluler bulan juga akan dirancang khusus untuk menahan kekhasan permukaan bulan seperti suhu ekstrem, radiasi, dan ruang hampa.

Jaringan juga akan tetap berfungsi selama pendaratan dan peluncuran bulan, meskipun roket secara signifikan menggetarkan permukaan bulan.

Dilansir di CNN, Senin (19/10), Bell Labs mengatakan para astronaut akan menggunakan jaringan nirkabelnya untuk transmisi data, mengendalikan penjelajah bulan, navigasi waktu nyata di atas geografi bulan (bayangkan Google Maps untuk bulan), dan streaming video kualitas tinggi.

Jaringan 4G di Bumi didukung oleh menara seluler raksasa dengan pembangkit listrik dan radio yang sangat besar. Namun, Bell Labs membantu menciptakan teknologi sel kecil yang jangkauannya lebih terbatas.

Bell Labs menggunakan daya yang jauh lebih sedikit daripada menara seluler tradisional dan secara signifikan lebih mudah untuk dikemas ke dalam kapal roket. Teknologi sel kecil itu saat ini sedang dikerahkan untuk jaringan 5G di seluruh dunia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement