Senin 19 Oct 2020 09:22 WIB

Kondisi Negosiator Palestina Memburuk Akibat Covid-19

Negosiator Palestina, Saeb Erekat dilarikan ke RS setelah terinfeksi Covid-19

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nur Aini
Negosiator Palestina, Saeb Erekat
Foto: AFP
Negosiator Palestina, Saeb Erekat

REPUBLIKA.CO.ID, TEPI BARAT -- Kepala Negosiator Palestina, Saeb Erekat, telah dibawa dengan ambulans ke sebuah rumah sakit di Israel pada Ahad (18/10). Sekretaris jenderal Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), mengungkapkan pada 8 Oktober bahwa dia telah jatuh sakit akibat infeksi Covid-19.

Dikutip dari Aljazirah, saksi mata mengatakan, pria 65 tahun itu berada di tandu ketika dia ditempatkan di dalam ambulans Israel di luar rumahnya di Jericho, di Tepi Barat yang diduduki. Departemen Urusan Negosiasi PLO mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Erekat sekarang membutuhkan perawatan medis di rumah sakit. 

Baca Juga

Ada kekhawatiran yang meningkat atas kerentanan Erekat terhadap penyakit pernapasan karena masalah kesehatan kronis yang dideritanya. Pada 2017, dia menjalani transplantasi paru-paru di Amerika Serikat (AS).

Setelah mengumumkan bahwa dia dibawa ke sebuah fasilitas di Tel Aviv, PLO kemudian mengatakan bahwa Erekat telah dipindahkan ke Rumah Sakit Hadassah di Yerusalem. Sementara itu, saudaranya, Sabre Erekat, mengatakan Saeb dalam situasi tidak baik.

Sebagai anggota Fatah, faksi paling kuat di PLO, Erekat telah menjadi salah satu wajah paling terkenal dari kepemimpinan Palestina selama beberapa dekade, terutama di hadapan khalayak internasional. Erekat juga merupakan salah satu penasihat paling senior untuk Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, dan menjabat posisi teratas di bawah pendahulu Abbas, Yasser Arafat.

Keterlibatan Erekat berawal dari negosiasi publik paling awal dengan Israel pada 1991 di Konferensi Madrid. Sebagai pendukung solusi dua negara dari konflik Israel-Palestina, dia telah menjadi suara utama Palestina dalam menentang kebijakan permukiman ilegal Israel di wilayah yang direbut dan diduduki setelah perang 1967. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement