Sabtu 17 Oct 2020 07:09 WIB

Komisaris Milenial Mandiri Syariah Jadi Tokoh Inspiratif ROL

Umat Islam lebih aktif di politik, sehingga abai terhadap ekonomi.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Fuji Pratiwi
Komisaris Independen Bank Syariah Mandiri (Mandiri Syariah) Muhammad Arief Rosyid. Arief terpilih menjadi satu di antara 25 tokoh muda inspiratif Republika Online (ROL).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Komisaris Independen Bank Syariah Mandiri (Mandiri Syariah) Muhammad Arief Rosyid. Arief terpilih menjadi satu di antara 25 tokoh muda inspiratif Republika Online (ROL).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisaris Independen Bank Syariah Mandiri (Mandiri Syariah) Muhammad Arief Rosyid terpilih menjadi satu di antara 25 tokoh muda inspiratif Republika Online (ROL).

Meski belum lama berkecimpung dalam ekonomi Islam, kiprahnya dalam membangkitkan ekonomi umat di kalangan pemuda telah sangat menginspirasi. Sejak menjabat sebagai Ketua Pemuda di Dewan Masjid Indonesia (DMI) pada 2017 lalu, Arief telah mendedikasikan diri untuk mendorong ekonomi Islam sesuai dengan visi DMI yakni memakmurkan dan dimakmurkan masjid.

Baca Juga

"Jumlah pemuda Islam di Indonesia itu ada sekitar 100 juta, dan jumlah masjid dan mushola ada sekitar 800 ribu hingga satu juta. Kalau ini dikawinkan, maka dapat menjadi kekuatan yang sangat besar," ujar Arief kepada Republika.co.id, Jumat (16/10).

Selama ini ekonomi Islam masih jauh tertinggal dibandingkan dengan politik Islam. Berdasarkan Survei Nasional Literasi Keuangan (SNLK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 2019, indeks literasi keuangan syariah hanya sekitar 8,93 persen dan ini masih sangat rendah dibandingkan populasi Muslim di Indonesia.

 

Menurut Arief, hal ini karena umat Islam lebih aktif di bidang politik, sehingga lebih abai terhadap sistem ekonomi Islam. Selain itu, potensi-potensi besar pemuda Islam juga masih banyak yang berjalan sendiri-sendiri, sehingga perlu suatu wadah yang dapat menampung potensi-potensi mereka.

Untuk itu, pemuda kelahiran Ujung pandang, 4 September 1986 ini kemudian membentuk Indonesian Islamic Youth Economic Forum (ISYEF). Ia juga menyelenggarakan Muktamar Pemuda Islam bersama 20 Organisasi Kemahasiswaan dan Kepemudaan Islam.

"Sekarang kami sedang mendorong komunitas anak muda di masjid untuk membuat satu usaha di satu masjid. Alhamulillah pelan-pelan teman-teman sudah punya kesadaran itu, beberapa masjid sudah punya usaha yang dirintis para pemuda," kata Arief.

ISYEF juga telah bekerjasama dengan Indonesia Sharia Economic Festival Bank Indonesia (ISEF BI) untuk memberikan pelatihan bisnis kepada komunitas pemuda-pemuda masjid. Arief mengungkapkan, pada tahun ini terdapat sekitar 170 proposal bisnis masjid yang masuk, jauh meningkat dibandingkan hanya sekitar 10 proposal pada tahun 2017.

"Ini artinya dalam tiga tahun ini kita sudah cukup baik membangun persepsi anak-anak muda untuk mereka kembali ke masjid dan membangun ekonomi masjid," kata Arief.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement