Sabtu 17 Oct 2020 06:37 WIB

Askida Ekmek: Berbagi Ala Kekhalifahan Ottoman Ada Indonesia

Tradisi berbagai ala Kekhalifahan Ottoman, Askida Ekmek, ditiru di Indonesia

Masyarakat tengah mengambil kebutuhan pokok yang disumbangkan dari para donatur. Cara berbagi dengan menggantung makanan dilakukan dengan inspirasi tradisi berbagai ala Kekhalifahan Otoman, Askida Ekmed. Di Turki Tradisi berbagai ini masih lestari sampai sekarang.
Foto: Anadolu Agency
Masyarakat tengah mengambil kebutuhan pokok yang disumbangkan dari para donatur. Cara berbagi dengan menggantung makanan dilakukan dengan inspirasi tradisi berbagai ala Kekhalifahan Otoman, Askida Ekmed. Di Turki Tradisi berbagai ini masih lestari sampai sekarang.

IHRAM.CO.ID, Hari masih pagi saat para ibu-ibu berbaris untuk mendapatkan bungkusan sayur-mayur yang digantung pada sejumlah pagar sebuah kompleks perumahan di Tangerang Selatan, Provinsi Banten.

Mereka tertib antre untuk mendapatkan sayuran, mi, tempe, tahu, roti yang dibungkus plastik. Bahan makanan itu adalah sumbangan para donatur untuk warga yang membutuhkan di kawasan tersebut.

Para donatur dan warga sengaja membeli dua paket bahan makanan yang berisi berbagai macam sayur dan lauk. Satu paket untuk keluarga mereka, satu lagi diinfakkan bagi keluarga tidak mampu.

Seperti dilansir kantor berita Turki, Anadolu Agency, Pengumpulan sumbangan ini dinamakan "Gerakan Saling Berbagi" diinisiasi oleh sebuah lembaga nonprofit bernama "Indonesia Care".

Mereka membagi sayur mayur dan lauk pauk lain secara gratis bagi keluarga tidak mampu yang terdampak pandemi Covid-19.

Direktur Eksekutif Indonesia Care Lukman Aziz kepada Anadolu Agency mengaku terinspirasi tradisi Askida Ekmek atau roti di gantungan, sebuah tradisi turun temurun dari Kesultanan Utsmaniyah di Turki atau Turki Utsmani.

Dalam tradisi ini, setiap orang yang membutuhkan bisa mengambil sejumlah roti tanpa harus membayar. Roti-roti gratis itu berasal dari sumbangan warga yang lebih mampu pada keluarga miskin.

“Tradisi Turki Utsmani ini menjadi inspirasi dan spirit bagi kami untuk peduli satu sama lain,” ujar dia.

Lukman menyampaikan mengetahui tradisi Askida Ekmek lewat potongan video Diyanet TV Turki yang sempat viral di Indonesia selama masa pandemi.

Selanjutnya, kata Lukman, tayangan yang kemudian diterjemahkan dalam bahasa Indonesia oleh para netizen, mengilhami lembaganya untuk meringankan persoalan ekonomi.

“Dengan membeli satu memberi satu, kami ingin melibatkan partisipasi masyarakat Indonesia untuk menjadi bagian solusi mengatasi kesulitan ekonomi,” ucap dia.

Menurut Lukman, sejak Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) kembali diberlakukan di Jakarta, aktivitas ekonomi dan pergerakan warga dibatasi. Pemberlakuan PSBB ini tentu berdampak kepada kehidupan keluarga masyarakat miskin, terutama para pekerja harian.

“Kami menginisiasi Gerakan Saling Berbagi untuk memberikan apa yang kita miliki kepada warga miskin, karena ada hak warga miskin dalam rezeki kita," ujar dia.

Lukman mengatakan gerakan ini diikuti secara antusias oleh masyarakat Indonesia.

Metodenya, kata dia, dilakukan dengan dua cara. Pertama, warga dapat menyumbangkan dana melalui rekening untuk dibelikan sayur mayur bagi orang miskin.

Kedua, para warga datang langsung dengan membawa sayur-mayur yang mereka beli untuk digantungkan di sebuah pagar yang disediakan.

Gerakan ini sudah berjalan di beberapa tempat antara lain Sunter, Jakarta Utara; Magelang, Jawa Tengah; Bekasi, Jawa Barat; dan Tangerang Selatan, Banten.

Hingga saat ini, Gerakan Saling Berbagi ini sudah dilakukan selama 12 pekan.

Menurut Lukman, rata-rata paket yang terdistribusi per lokasi sebanyak 50 sampai 100 kantong.

“Total sejauh ini ada hampir 1.000 penerima manfaat dari gerakan ini. Selama ini pembagian bantuan digelar setiap Jumat.,” ucap Lukman. 

Dia berharap bisa meningkatkan intensitas bantuan dan memperluas jangkauan. "Para donatur antusias untuk saling berbagi. Mereka menyumbang dari mulai Rp10.000 hingga lebih dari Rp1 juta."

“Itu belum termasuk mereka yang langsung datang ke lokasi menggantungkan sayuran bantuan mereka,” ucap Lukman.

Lukman mewajibkan para warga yang mengambil maupun memberikan bantun memakai masker untuk mencegah penyebaran Covid-19

Sumantri, seorang tokoh masyarakat di Tangerang Selatan, mengaku warganya sangat terbantu dengan gerakan ini. Dia meminta kegiatan ini bisa dilaksanakan setiap hari terutama saat pandemi berlangsung.

"Kasihan mereka merasakan sekali dampaknya, terutama yang bekerja di sektor harian," ungkap dia.

Ecin, 90, lansia yang menjadi penerima manfaat, menyampaikan rasa terima kasih kepada para dermawan yang sudah mau berbagi.

Nur Laila, 45, warga lainnya yang mendapatkan bantuan, menyambut baik kegiatan ini. Dia mengakui pandemi Covid-19 yang terus mewabah di Indonesia berdampak buruk pada ekonomi keluarganya.

“Akibat Covid-19, kehidupan ekonomi semakin berat,” ucap dia.

Askida Ekmek, adalah tradisi berbagi ala Turki Utsmani ternyata kini bisa hadir di Indonesia. Dan di Turki tradisi berbagai dengan menggantung makanan yakni berupa roti dan kebutuhan sehari-hari masih lestari sampai sekarang.

Masyarakat di sana bila ingin berbagai rejeki dengan tetangga yang hidup susah, mereka menggantungkannya aneka makanan dan bahannya dengan cara digantung disebuah keranjang di depan atau pagar rumah. Kalau mereka merupakan penjaga toko atau warung mereka menggantungkan itu di depan gerainya.

Para tetangga atau orang lain yang lewat kemudian bisa mengambilnya. Tetapi mereka mengamboil dengan penuh kesadaran. Mereka mengambil tidak semua makanan atau bahanan makanan yang digantung dalam keranjang itu. Secara sadar mereka mengambil hanya sesuai dengan kebutuhan karena paham bukan hanya dirinya saja yang membutuhkan.

Masyarakat tengah mengambil kebutuhan pokok yang disumbangkan dari para donatur. Cara berbagi dengan menggantung makanan dilakukan dengan inspirasi tradisi berbagai ala Kekhalifahan Otoman, Askida Ekmed. Di Turki Tradisi berbagai ini masih lestari sampai sekarang.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement