Jumat 16 Oct 2020 21:59 WIB

Komunitas Jogoboyo Bantu Risma Jaga Surabaya

Jogoboyo tak rela Bu Risma hingga larut malam bersihkan sampah-sampah aksi anarki.

Pengunjuk rasa berlarian ketika polisi menembakkan gas air mata saat demo menolak Undang-undang Cipta Kerja di depan Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (8/10/2020). Aksi yang dikuti ribuan orang dari berbagai elemen mahasiswa dan buruh tersebut berakhir ricuh dan mengakibatkan sejumlah fasilitas umum rusak.
Foto: Antara/Zabur Karuru
Pengunjuk rasa berlarian ketika polisi menembakkan gas air mata saat demo menolak Undang-undang Cipta Kerja di depan Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (8/10/2020). Aksi yang dikuti ribuan orang dari berbagai elemen mahasiswa dan buruh tersebut berakhir ricuh dan mengakibatkan sejumlah fasilitas umum rusak.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA  -- Komunitas Jogoboyo siap membantu Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dalam upaya menjaga Ibu Kota Provinsi Jawa Timur dari tindakan anarkisme. Jogoboyo mengaku tak ingin Surabaya kembali dirusak.

"Kita tidak ingin kota ini dirusak lagi, kita tidak ingin bu wali kota dibegitukan lagi, makanya kami bangkit dan membentuk komunitas ini untuk bersama-sama membantu Bu Risma menjaga Surabaya dari anarkisme," kata Koordinator Komunitas Jogoboyo Kusnan saat bertemu Wali Kota Risma di rumah dinasnya, Jumat.

Baca Juga

Kusnan mengatakan komunitas Jogoboyo terdiri dari berbagai elemen masyarakat yang tersebar di 31 kecamatan di Kota Surabaya. Komunitas ini terbentuk karena arek-arek Suroboyo ini merasa tidak tega karena melihat Wali Kota Risma malam-malam turun langsung ke jalan membersihkan sampah-sampah dan barang-barang yang dirusak oleh massa demo anarkis beberapa waktu lalu.

"Jadi, hati arek-arek Suroboyo ini menangis, tidak tega melihat Bu Risma hingga larut malam membersihkan sampah-sampah aksi anarkis, yang ternyata mereka itu bukan arek Suroboyo, tapi berasal dari luar kota," kata Kusnan.

Ia juga menegaskan bahwa silahkan menggelar aksi demonstrasi di Kota Surabaya karena itu hak yang dilindungi oleh undang-undang. Namun, lanjut dia, kalau demonstrasi anarkis dan merusak fasilitas umum Surabaya, maka warga Surabaya yang tergabung dalam komunitas ini siap menghadang.

"Siapapun itu, silahkan aksi di Surabaya. Tapi kalau sampai merusak kota ini, maka harus berhadapan dengan kami. Jadi, titik tekannya jangan sampai merusak kota yang sudah bagus ini, karena nanti kalau mereka merusak kota ini, maka nanti perbaikannya akan menggunakan APBD lagi yang dibayarkan oleh warga Surabaya, dan kami tidak mau itu," katanya.

Kusnan juga memastikan bahwa komunitasnya itu sudah ada perwakilannya di 31 kecamatan se-Kota Surabaya. Bahkan, ia memastikan sudah membuat posko-posko di 31 kecamatan itu, sekaligus di beberapa tempat yang biasanya dijadikan tempat untuk demonstrasi.

"Kami juga on call 24 jam untuk membantu Bu Risma, kami siap gerak untuk menghadang aksi anarkisme itu," ujarnya.

Sementara itu, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini meminta kepada mereka untuk tidak gegabah dan jangan sampai berurusan dengan pihak kepolisian dengan menghadapi demonstran yang anarkis itu.

Ia mengaku tidak rela jika arek-arek Surabaya harus berurusan dengan hukum. Sebab, ia mengaku membangun Surabaya ini dengan warga dan demi arek-arek Surabaya supaya berkehidupan yang aman dan nyaman.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement