Sabtu 17 Oct 2020 04:52 WIB

Forum Desa Berdaya Sulteng Ajak Warga kelola Sampah

Sampah yang tidak terangkut dan tidak diolah inilah yang menjadi permasalahan

Sampah menjadi permasalahan dibanyak kota di Indonesia, termasuk Kota Kendari. Setiap hari, warga Kendari menghasilkan sampah sebanyak 220 ton Sementara sekitar 110 ton sampah tidak bisa terangkut ke TPA.
Foto: istimewa
Sampah menjadi permasalahan dibanyak kota di Indonesia, termasuk Kota Kendari. Setiap hari, warga Kendari menghasilkan sampah sebanyak 220 ton Sementara sekitar 110 ton sampah tidak bisa terangkut ke TPA.

REPUBLIKA.CO.ID, KENDARI--Sampah menjadi permasalahan dibanyak kota di Indonesia, termasuk Kota Kendari. Setiap hari, warga Kendari menghasilkan sampah sebanyak 220 ton Sementara sekitar 110 ton sampah tidak bisa terangkut ke TPA.

Menurut data dari dinas lingkungan hidup dan kehutanan Kota Kendari tahun 2019, sampah yang tidak terangkut ke TPA, 3 persennya diolah menjadi kompos di TPST, 15 persen diolah melalui metode 3R sementara sampah yang tidak diolah sebanyak 82 persen dari total sampah yang tidak terangkut ke TPA. Sampah yang tidak terangkut dan tidak diolah inilah yang kemudian menjadi permasalahan bagi kesehatan, lingkungan bahkan menjad salah satu pemicu banjir dibeberapa titik di Kota Kendari.

Oleh karenanya, Forum Desa Berdaya Rumah Zakat Sulawesi Tenggara mengajak masyarakat mulai dari tokoh tokoh penggerak masyarakat, karang taruna hingga mahasiswa untuk bersama sama hadir sebagai problem solver atas permasalahan sampah di Kota Kendari dan wilayah lain di Sulawesi Tenggara.

Sebagai awalan, Forum Desa Berdaya Rumah Zakat mengadakan forum diskusi virtual dengan Tema Pengelolaan Sampah Terpadu Terintegrasi dengan Pertanian Terpadu, Rabu (14/10). Hadir sebagai narasumber, Abdul Syukur, seorang pakar yang ahli di bidang pengelolaan sampah. Selanjutnya Forum Desa Berdaya Rumah Zakat menjadikan Kelompok Kebun Gizi Lansia Habibi Ainun Kelurahan Watulondo Kendari sebagai pilot project. Anggota Kelompok yang sebelumnya mengikuti diskusi virtual siap mengelola sampah rumah tangga yang kemudian dimanfaatkan untuk mendukung aktivitas kebun gizi lansia.

 

Sebelumnya, anggota kebun gizi lansia binaan Rumah Zakat ini bersinergi dengan BPTP Sultra sudah mencoba mengolah limbah air cucian beras sebagai pupuk cair. Harapannya, dengan pengelolan sampah terpadu terintegrasi dengan pertanian terpadu bisa menjadi solusi atas permasalahan sampah di Kota Kendari sekaligus mengatasi persoalan kelangkaan dan mahalnya harga pupuk.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement