Jumat 16 Oct 2020 19:13 WIB

Komisi I Dukung Kunker Prabowo untuk Kerja Sama Pertahanan

Kerja sama di bidang pertahanan dinilai begitu penting bagi Indonesia.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Agus Yulianto
Ketua Komisi I DPR Meutya Hafid di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Jakarta.
Foto: Republika/Nawir Arsyad Akbar
Ketua Komisi I DPR Meutya Hafid di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi I DPR tak mempermasalahkan kunjungan luar negeri yang dilakukan oleh Menteri Pertahanan Prabowo Subianto. Sebab, dari hal tersebut diharapkan dapat mempererat kerja sama pertahanan antara pemerintah Indonesia dengan negara lain.

"Kita harapkan tentu Menhan RI dapat membuat terobosan-terobosan baru dalam kerja sama pertahanan," ujar Ketua Komisi I DPR Meutya Hafid, Jumat (16/10).

Kerja sama di bidang pertahanan dinilai begitu penting bagi Indonesia dan negara yang dituju Prabowo. Khususnya selama pandemi Covid-19, di mana negara harus berkembang dalam sektor pertahanan.

"Kunjungan tersebut baik ya. Di masa tantangan pandemi seperti ini, komunikasi lintas negara perlu digiatkan, dalam berbagai sektor," ujar Meutya.

Anggota Komisi I Syaifullah Tamliha juga menilai baik kunjungan luar negeri yang dilakukan oleh Prabowo. Diharapkan, kunjungan tersebut dapat meningkatkan sektor pertahanan dalam negeri, khususnya pada  alat utama sistem pertahanan (alutsista).

Pasalnya, negara-negara yang dikunjungi oleh Prabowo diketahui sebagai produsen alutsista yang baik. Tetapi ia mengingatkan, agar alutsista yang dibeli merupakan yang terbaik.

"Kemenhan untuk memastikan bahwa pembelian alusista dan suku cadangnya benar-benar yang berkualitas, dan sesuai dengan medan tempur dan pertahanan di Indonesia," ujar Syaifullah.

Namun, dia juga mengingatkan Kemenhan untuk tak lupa pada perawatan alutsista yang nantinya akan dibeli. Sebab, sebagus apapun alat akan tetap rusak jika perawatannya tak benar dan sesuai.

"Kendala klasik pada perawatan dan pengadaan alutsista adalah keterbatasan anggaran pertahanan yang masih yaitu sebesar Rp 131 T atau masih di bawah 1 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB)," ujar Syaifullah.

Diketahui, Prabowo, mulai Kamis (15/10) ini hingga 19 Oktober 2020 mendatang akan beraktivitas di AS. Terdapat penolakan maupun kritik terkait kunjungannya ke negara Paman Sam tersebut. Meski begitu, Prabowo mengaku menghormati segala kritikan, penolakan, dan sebagainya terkait langkah tersebut.

Juru Bicara Menhan RI, Dahnil Anzar Simanjuntak, lewat keterangan pers menyatakan, Prabowo akan bicara tentang kerja sama pertahanan antara AS dan Indonesia serta melanjutkan berbagai kerja sama yang sudah dilakukan selama ini. Di sana Prabowo akan bertemu dengan banyak pihak, terutama terkait dengan pertahanan di AS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement