Jumat 16 Oct 2020 19:11 WIB

Ribuan Siswa Yatim dan Dhuafa Dapat Subsidi Paket Data

Masing-masing siswa menerima sekitar Rp 400 ribu untuk pembelian data internet.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Yusuf Assidiq
Penyerahan bantuan kepada siswa yatim dan dhuafa di halaman Graha Zakat YDSF.
Foto: Dokumen.
Penyerahan bantuan kepada siswa yatim dan dhuafa di halaman Graha Zakat YDSF.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Yayasan Dana Sosial Al Falah (YDSF) memberikan subsidi paket data kepada 7.762 siswa yatim dan dhuafa untuk menunjang pembelajaran daring di tengah pandemi Covid-19. Direktur Pelaksana YDSF, Agung Wicaksono mengatakan, bantuan yang digelontorkan senilai Rp 2,9 miliar untuk pembelian data internet selama empat bulan ke depan.

Agung mengatakan, para siswa penerima bantuan itu tersebar di Provinsi Jawa Timur, Yogyakarta, Banten, Kalimantan Timur, dan Halmahera Maluku Utara. "Alhamdulillah, berkat kepedulian para donatur bantuan ini bisa menjangkau beberapa provinsi di luar Jawa Timur," kata Agung Wicaksono, saat menyerahkan bantuan secara simbolis di halaman Graha Zakat YDSF, Jumat (16/10).

Wildanu Sholikhin, Manajer Pendidikan dan Yatim YDSF menjelaskan, masing-masing siswa akan menerima sekitar Rp 400 ribu untuk digunakan pembelian data internet sebagai penunjang belajar daring. Ia menyatakan, disalurkannya subsidi tersebut menandakan banyaknya donatur yang merasa bertanggung jawab untuk membantu proses pembelajaran daring siswa yang butuh bantuan.

"Kami senang bisa merealisasikan bantuan ini, sekaligus merasa ikut bertanggung jawab pada siswa terutama yang tidak mampu dan yatim yang kesulitan beli data internet karena orang tuanya terdampak pandemi Covid-19. Semoga bantuan ini bisa meringankan beban mereka," ujarnya.

Saat bersamaan juga diserahkan bantuan satu unit mobil rescue dari PT Pelindo 3 untuk menunjang operasional penanganan kebencanaan dan kemanusiaan YDSF. Selama pandemi Covid-19, selain bantuan subsidi data internet, YDSF juga telah menyalurkan ratusan paket APD, ribuan paket sembako, dan nutrisi sehat untuk medis.

Salah satu penerima bantuan, Fergiola (11) mengaku sangat gembira mendapat bantuan tersebut. Siswa kelas lima SD di Gubeng, Surabaya itu, senang karena dalam beberapa bulan ini kesulitan beli paket internet untuk belajar daring. Apalagi orang tuanya hanya jualan pentol keliling.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement