Sabtu 17 Oct 2020 02:00 WIB

Waskita Lunasi Obligasi Rp 1,15 Triliun

Transaksi tersebut menjadi pelunasan obligasi kedua untuk Waskita selama Oktober 2020

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Nidia Zuraya
PT Waskita Karya, salah satu BUMN di bidang jasa konstruksi.
PT Waskita Karya, salah satu BUMN di bidang jasa konstruksi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Waskita Karya (Persero) Tbk melunasi obligasi sebesar Rp 1,15 triliun yang jatuh tempo pada 16 Oktober 2020. Senior Vice President Corporate Secretary Waskita, Ratna Ningrum, menyebut dana pelunasan telah efektif masuk ke Kustodian Sentral Efek Indonesia pada Kamis (15/10) siang.

"Dana sudah kami sampaikan ke KSEI dan sudah efektif untuk dapat didistribusikan kepada para pemegang obligasi," ujar Ratna dalam siaran pers di Jakarta, Jumat (16/10).

Baca Juga

Ratna menjelaskan obligasi jatuh tempo yang dimaksud adalah Obligasi Berkelanjutan I Tahap II Tahun 2015 Seri B senilai Rp 1,15 triliun. Obligasi bertenor 5 tahun tersebut memiliki tingkat bunga sebesar 11,10 persen serta mendapatkan peringkat idBBB+ dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo).

Ratna mengatakan transaksi tersebut menjadi pelunasan obligasi kedua untuk Waskita selama Oktober 2020. Pada 6 Oktober, kata Ratna, Waskita telah terlebih dahulu melunasi obligasi senilai Rp 1,37 triliun sehingga total pelunasan obligasi Waskita pada Oktober adalah sebesar Rp 2,52 triliun. Sebelumnya, ucap Ratna, seluruh pelunasan obligasi tersebut menggunakan dana yang berasal dari kas internal perusahaan dan juga fasilitas perbankan.

"Setelah sukses dalam pelunasan obligasi, Waskita juga tengah fokus dalam mengejar target kinerja diantaranya perolehan Nilai Kontrak Baru," ucap Ratna.

Hingga 30 September, kata Ratna, emiten yang melantai di Bursa Efek Indonesia sejak 19 Desember 2012 itu telah mencatatkan perolehan nilai kontrak baru sebesar Rp12,2 Triliun. Pencapaian tersebut masih ditopang  proyek-proyek infrastruktur konektivitas dan pengairan. Waskita tetap optimistis untuk mencapai target nilai kontrak baru sebesar Rp 26 triliun sampai Rp 27 triliun di akhir tahun ini.

"Saat ini Waskita tengah mengikuti beberapa tender proyek jalan tol, pengairan, dan pipanisasi serta beberapa proyek yang berlokasi di luar negeri," kata Ratna.

Ratna menjelaskan Waskita saat ini fokus melakukan berbagai strategi sebagai upaya memperkuat kemampuan keuangan diantaranya percepatan koleksi piutang termin proyek, optimalisasi belanja modal, efisiensi beban usaha, serta pelepasan ruas jalan tol. Waskita juga Waskita tengah memprioritaskan pelaksanaan pelepasan beberapa ruas jalan tol melalui skema tender, penerbitan Reksadana Penyertaan Terbatas (RDPT) dan pelepasan kepada mitra pemegang saham. Ruas tol yang akan dilepas kepemilikannya diantaranya ruas tol di Trans Jawa dan wilayah Jabodetabek.

"Dengan dilaksanakannya beberapa transaksi pelepasan ruas tol tersebut dapat berpotensi mengurangi utang berbunga perseroan sekitar Rp 19 triliun sampai Rp 20 triliun di 2020," lanjut Ratna.

Selain pelepasan jalan tol, tambah Ratna, Waskita juga tengah mengejar target penerimaan kas di kuartal IV. Adapun total potensi nilai penerimaan kas yang ditargetkan mencapai Rp 13 triliun, baik dari pembayaran termin proyek maupun pengembalian dana talangan tanah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement