Jumat 16 Oct 2020 14:40 WIB

Uni Eropa Sepakat Perpanjang Masa Negosiasi Brexit

Uni Eropa juga memutuskan untuk persiapan darurat jika negosiasi Brexit gagal

Red: Nur Aini
Kepala negosiator Uni Eropa untuk proses British Exit (Brexit), Michel Barnier
Foto: EPA
Kepala negosiator Uni Eropa untuk proses British Exit (Brexit), Michel Barnier

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSEL -- Para pemimpin Uni Eropa (EU) pada Kamis (16/10) sepakat untuk memperpanjang masa negosiasi dengan Inggris guna mendapatkan kesepakatan perdagangan baru pascaBrexit "dalam beberapa pekan mendatang".

Namun, Uni Eropa juga memutuskan untuk meningkatkan persiapan darurat mereka jika negosiasi yang bermasalah menjadi gagal. Para pemimpin nasional dari blok regional Eropa dengan 27 negara anggota bertemu di Brussel untuk membahas proses keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit).

Baca Juga

Para pemimpin negara Uni Eropa dalam keputusan bersama mengatakan mereka akan "melanjutkan negosiasi dalam beberapa pekan mendatang" dan meminta Inggris "untuk melakukan tindakan yang diperlukan untuk membuat kesepakatan menjadi mungkin".

Para pemimpin negara Uni Eropa itu juga menekankan perceraian awal EU dengan Inggris harus dilaksanakan sepenuhnya pada akhir tahun, mengacu pada rancangan undang-undang Inggris baru yang dikenal sebagai rancangan undang-undang (RUU) Pasar Internal. Jika disetujui, RUU itu akan melemahkan sebagian dari langkah penyelesaian proses Brexit Inggris.

Uni Eropa menginginkan kesepakatan perdagangan pasca-Brexit dengan Inggris tetapi bukan dengan menerima segala risiko apapun, kata Menteri Jerman untuk Urusan Eropa Michael Roth, Jumat (16/10).

"Kami tidak dapat membahayakan perdamaian di Irlandia Utara, kami membutuhkan kondisi perdagangan yang adil yang mencegah masalah dalam perlindungan konsumen, lingkungan, dan hak-hak pekerja," kata Roth kepada radio Deutschlandfunk.

Sebelumnya, Goldman Sachs pada Kamis memperkirakan akan ada drama di Pertemuan Tingkat Tinggi Uni Eropa mengenai proses keluarnya Inggris dari EU (Brexit) tetapi kesepakatan perdagangan yang tipis kemungkinan akan dicapai pada awal November.

"Baik tenggat waktu yang ditetapkan Perdana Menteri Inggris 15 Oktober maupun batas waktu yang ditetapkan Komisi Eropa 31 Oktober merupakan penghentian yang sulit pada negosiasi Brexit," kata analis Goldman Sven Jari Stehn dalam sebuah catatan kepada sejumlah klien.

"Dewan Eropa pekan ini mungkin menampilkan dosis tambahan dari drama politik," ujar Stehn

"Kami pikir kemungkinan 'tidak adanya kesepakatan' akan bertahan sepanjang Oktober. Namun, pandangan utama kami tetap bahwa perjanjian perdagangan tarif nol/kuota nol yang 'tipis' kemungkinan akan dicapai pada awal November," kata Goldman, yang merupakan bank investasi dan perusahaan jasa keuangan Amerika.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement