Jumat 16 Oct 2020 12:00 WIB

Wali Kota Berjilbab Pertama Inggris Mundur dari Partai Buruh

Mantan wali kota Islington itu mundur dengan alasan rasialisme sistem.

Wali Kota Berjilbab Pertama Inggris Mundur dari Partai Buruh. Wali kota berjilbab pertama di Inggris, Rakhia Ismail, mundur dari Partai Buruh.
Foto: 5pillarsuk
Wali Kota Berjilbab Pertama Inggris Mundur dari Partai Buruh. Wali kota berjilbab pertama di Inggris, Rakhia Ismail, mundur dari Partai Buruh.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Wali kota berjilbab pertama di Inggris, Rakhia Ismail, mundur dari Partai Buruh. Perempuan kelahiran Somalia tersebut mengatakan alasannya mundur adalah rasialisme sistem yang memungkinkan pria kulit putih mendapatkan apa pun yang mereka inginkan kapan pun. 

Dia mengundurkan diri karena merasa terpinggirkan sebagai wanita kulit berwarna dan tidak dianggap serius oleh beberapa rekan pria.

Baca Juga

Setelah meninggalkan jabatan seremonialnya sebagai wali kota Islington, London utara, akhir bulan lalu, Ismail memberi tahu anggota Partai Buruh di Holloway Ward dia mengundurkan diri sebagai anggota dewan setelah delapan tahun.

"Saya sangat sedih partai yang saya pikir adalah untuk keadilan dan keadilan untuk banyak orang, ternyata sebaliknya, dari pengalaman pribadi saya," katanya, dilansir di The Guardian, Ahad (11/10).

Dia merasa sulit mewakili Holloway Ward sebagai anggota dewan Buruh karena dia berjuang dengan sistem partai yang memungkinkan orang kulit putih mendapatkan apa yang mereka inginkan, kapan pun mereka mau. Dia juga menyebutkan alasan mundur dari partai, salah satunya karena sebuah surat yang dia terima pada Februari 2019.

Surat undangan ke konferensi perempuan nasional pertama Partai Buruh itu tertulis kata 'Somalia'. “Apa hubungan tempat kelahiran saya dengan undangan ini? Saya kaget,” kata Ismail.

Ismail juga mengklaim dia awalnya diblokir dari akun Twitter resmi wali kota. Selain itu, ada dugaan islamofobia di antara beberapa rekan yang dia rasa berada di balik keputusan dewan untuk tidak menyelenggarakan acara Idul Fitri pada 2019. 

Namun, Dewan Islington mengatakan acara itu dibatalkan oleh perwakilan masyarakat karena tantangan organisasi dan masalah dengan asuransi pertanggungjawaban publik. Ismail menduga seorang rekan kerja dari Partai Buruh meneriakinya karena menodai reputasi daerah tersebut setelah dia menyoroti kepada media masalah kejahatan pisau.

Dia juga pernah menangis setelah diminta diam selama pertemuan kelompok Buruh. “Rasanya saya sebagai wanita BME (kulit hitam dan etnis minoritas) tidak punya suara. Pada akhirnya saya pikir apa gunanya?" kata dia.

Juru bicara Partai Buruh mengatakan keputusan konselor Ismail mengundurkan diri mengecewakan, terutama datang begitu cepat setelah masa jabatannya sebagai wali kota Islington, setelah mengabdi dengan mengagumkan melalui waktu yang sangat menantang.

“Partai Buruh di Islington memiliki sekelompok anggota dewan yang beragam dan berbakat yang melayani komunitas mereka. Partai Buruh menanggapi semua tuduhan diskriminasi yang diterima dengan sangat serius, yang diselidiki sepenuhnya sesuai dengan aturan dan prosedur kami," katanya.

https://www.theguardian.com/politics/2020/oct/11/former-islington-mayor-quits-labour-party-over-racism

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement