Kamis 15 Oct 2020 23:58 WIB

Hadapi Banjir, Pemkot Jakbar Tebar 13 Pompa Apung

13 pompa apung disebar di delapan kecamatan Jakarta Barat

Petugas Dinas Sumber Daya Air menggunakan alat berat untuk mengeruk sampah bercampur lumpur di aliran Banjir Kanal Barat, Jakarta, Senin (12/10). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terus melakukan pengerukan aliran sungai dari lumpur dan sampah untuk mencegah pendangkalan dan mengantisipasi banjir saat musim hujan.  Pemerintah Kota Jakarta Barat menebar 13 pompa apung dari Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta kedelapan kecamatan di wilayahnya demi siaga mengahadapi banjir di kala curah hujan tinggi.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Petugas Dinas Sumber Daya Air menggunakan alat berat untuk mengeruk sampah bercampur lumpur di aliran Banjir Kanal Barat, Jakarta, Senin (12/10). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terus melakukan pengerukan aliran sungai dari lumpur dan sampah untuk mencegah pendangkalan dan mengantisipasi banjir saat musim hujan. Pemerintah Kota Jakarta Barat menebar 13 pompa apung dari Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta kedelapan kecamatan di wilayahnya demi siaga mengahadapi banjir di kala curah hujan tinggi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Kota Jakarta Barat menebar 13 pompa apung dari Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta kedelapan kecamatan di wilayahnya demi siaga mengahadapi banjir di kala curah hujan tinggi.

"Jakarta Barat ada di delapan kecamatan jadi masing-masing dapat satu pompa apung," ujar Kepala Suku Dinas SDA Jakarta Barat Purwanti Suryandari di Jakarta, Kamis.

Pompa apung tersebut telah diterima Pemkot Jakarta Barat pada 7 Oktober lalu, dan disebar ke delapan Satuan Pelaksana SDA di Kecamatan di Jakarta Barat dan di Posko pengendalian banjir.

Rinciannya, tiga unit dipasang di Posko Pengendalian Banjir di Kembangan dan dua unit ditaruh di Posko Pengendalian Banjir Jalan Kyai Tapa, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

Seluruh pompa apung berkapasitas menyedot air 50 liter per detik.

Pompa apung itu akan digunakan untuk menyedot genangan-genangan rendah di jalan raya dan pemukiman.

"Kalau pompa apung itu bisa menyedot genangan yang rendah setinggi 10-20 sentimeter," kata Purwanti.

Purwanti menjelaskan, pompa portabel terkadang sulit menyedot genangan air yang rendah. Sebab pompa tersebut baru dapat menyedot genangan bila dipasang di saluran air.

Namun pompa aping dapat dipasang di jalan yang tergenang, meskipun tidak lewat saluran air.

Sebelumnya, Dinas Sumber Daya Air (SD) DKI Jakarta menyerahkan 65 pompa apung kepada lima Suku Dinas SDA di wilayah Ibu Kota.

Seluruh pompa itu dapat digunakan untuk menangani genangan yang kerap terjadi di jalan-jalan dan permukiman warga dengan medan yang sempit.

“Pompa apung itu sudah kami lakukan serah terima di Kantor Unit Alkal (Peralatan dan Perbekalan) di Jalan Raya Pondok Gede, Jakarta Timur ke lima wilayah di Jakarta. Masing-masing wilayah dapat 13 unit pompa apung,” kata Kepala Dinas SDA DKI Jakarta Juaini Yusuf.

Juaini mengatakan, total anggaran pembelian pompa itu mencapai Rp 6,5 miliar dengan satu unit pompanya sekitar Rp100 jutaan.

Dana tersebut dari anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) murni 2020. “Pompa itu diserahkan ke lima wilayah kota. Nanti disiagakan ke kantor kecamatan yang rawan tergenang ketika hujan deras melanda Jakarta,” ujar Juaini.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement