Kamis 15 Oct 2020 12:40 WIB

CEPI Percayakan Bio Farma untuk Produksi Vaksin Covid-19

CEPI adalah koalisi pemerintah,swasta dan filantropis untuk penanganan Covid global

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Nidia Zuraya
Vaksin Covid-19 (ilustrasi).
Foto: AP Photo/Ted S. Warren
Vaksin Covid-19 (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Induk perusahaan Holding BUMN Farmasi, Bio Farma, dinyatakan telah terpilih sebagai salah satu Potential Drug Manufacturer CEPI for Covid-19. Hal tersebut merupakan kelanjutan dari hasil due diligence yang memberikan penilaian pada aspek sistem produksi vaksin dan mutunya, sistem analitik laboratorium, dan sistem teknologi informasi yang digunakan Bio Farma dalam memproduksi vaksin.

Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir menerangkan Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI) atau Koalisi Inovasi Kesiapsiagaan Epidemi merupakan koalisi pemerintah-swasta dan filantropis berpusat di Norwegia yang memiliki tujuan untuk mengatasi epidemi, dengan cara mempercepat pengembangan vaksinnya. CEPI juga bertujuan mengembangkan fase awal vaksin yang aman, efektif dan terjangkau dapat membantu menahan wabah sedini mungkin.

Baca Juga

Honesti mengatakan, fasilitas Bio Farma yang akan digunakan CEPI untuk memproduksi vaksin Covid-19 dengan multi platform sebanyak 100 juta dosis per tahunnya, yang akan dimulai pada akhir kuartal IV 2021 atau kuartal I 2022 mendatang.

"Saat ini dunia sedang berusaha menemukan vaksin Covid-19 dengan segala jenis platform. Pengembang-pengembang vaksin Covid-19 dari seluruh dunia, ada yang belum memiliki fasilitas produksi massal secara mandiri sehingga CEPI akan mempertemukannya dengan produsen vaksin yang telah memenuhi persyaratan tertentu, dan Bio Farma adalah salah satunya," ujar Honesti dalam siaran pers di Jakarta, Kamis (15/10).

Honesti menambahkan, penggunaan kapasitas produksi untuk CEPI, tidak akan memengaruhi kegiatan produksi rutin yang ada di Bio Farma. Bio Farma sudah memperhitungkan aktivitas produksi rutin perusahaan yang mana penggunaan kapasitas produksi untuk CEPI, tidak akan mengganggu kegiatan produksi rutin di Bio Farma.

Pada masa yang akan datang, ucap Honesti, kolaborasi dengan CEPI tidak sebatas vaksin Covid-19 saja, melainkan pengembangan vaksin pandemi lainnya melalui berbagai teknologi terkini. Ia berharap Bio Farma bisa mendapatkan akses terhadap berbagai teknologi pembuatan vaksin, sehingga akan

memperkuat kemandirian vaksin secara nasional.

Honesti mengatakan kepercayaan yang diberikan CEPI tidak lepas dari pengalaman yang panjang Bio Farma di dunia internasional sejak 1997. Bio Farma tercatat sebagai salah satu dari 29 produsen vaksin di dunia yang telah mendapatkan prakualifikasi dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) sebagai syarat telah memenuhi Good Manufacturing Practices (GMP) sehingga vaksin hasil dari Bio Farma sudah digunakan di 150 negara. Bahkan, salah satu

organisasi Internasional pernah mempercayai Bio Farma sebagai Presiden, yaitu Developing Countries Vaccine Manufacturer Network (DCVMN) atau Gabungan Produsen Vaksin dari Negara Berkembang selama dua periode 2012 sampai 2014 dan 2014 sampai 2016.

Bio Farma juga dipercaya dalam pengembangan teknologi transfer teknologi vaksin untuk kemandirian di negara anggota Organisasi Kerja sama Islam (OKI), bahkan Bio Farma dijadikan laboratorium rujukan setelah Indonesia ditunjuk sebagai Center of Excellent vaksin dan bioteknologi di negara-negara OKI.

"Pada 2019 yang lalu, tercatat lebih dari 16 negara anggota OKI yang berlajar langsung kepada kami, mengenai pendistribusian vaksin, saat Bio Farma menjadi tuan rumah pada acara Workshop Cold Chain Management System (rantai dingin) untuk negara-negara yang tergabung dalam OKI," kata Honesti menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement