Kamis 15 Oct 2020 09:44 WIB

Khofifah Ajak ASN Tangkal Hoaks

Khofifah berharap ASN bisa membantu sampaikan narasi yang konstruktif dan produktif.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Andi Nur Aminah
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa
Foto: Pemprov Jawa Timur
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa berpesan agar seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemprov Jatim ikut aktif menangkal berita bohong atau hoaks, utamanya terkait UU Cipta Kerja atau Omnibus Law. Khofifah berharap, ASN bisa membantu menyampaikan narasi yang konstruktif dan produktif kepada masyarakat luas terkait UU Cipta Kerja. 

Pesan tersebut disampaikan karena menurutnya, saat ini banyak beredar berita dan narasi kontraproduktif secara cepat dan massif di kanal-kanal media sosial. Khofifah berpendapat, informasi hoaks tersebut sengaja dibuat orang-orang tidak bertanggung jawab untuk membuat gaduh dan memecah belah bangsa. 

Baca Juga

"Sampaikan pesan-pesan yang menciptakan suasana kondusif penuh kedamaian  kepada masyarakat. Kemudian ketika ada yang mengunggah dan ternyata kontraproduktif saya mohon kepada saudara semua untuk melakukan klarifikasi untuk meluruskannya," kata Khofifah, Kamis (15/10).

Khofifah menjelaskan, saat ini merupakan waktu yang tepat untuk berbenah, khususnya di bidang teknologi informasi dan digitalisasi. Hal itu harus dilakukan karena teknologi informasi dan digitalisasi berkembang begitu pesat, dan memiliki jangkauan luas.

"Pesan ini sebetulnya tidak mengenal usia. Sosial media bukan hanya domainnya milenial, sosial media harus menjadi bagian dari kehidupan keseharian kita untuk menyampaikan pesan-pesan kebaikan, pesan-pesan yang membawa suasana penuh damai, aman, dan tenang," ujarnya.

Narasi konstruktif dan produktif, tambah Khofifah, dapat digunakan sebagai penguat persatuan, kesatuan, dan persaudaraan. Menurutnya, dengan menangkal hoaks akan dapat mencegah potensi timbulnya gesekan dan perpecahan sosial di tengah masyarakat. "Maka persatuan dan kesatuan menjadi poin penting, karena tidak ada negara yang maju jika tidak ada persatuan dan kedamaian di dalamnya," kata dia.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement