Kamis 15 Oct 2020 07:56 WIB

Kampus Merdeka Mengarahkan Mahasiswa Belajar Otonomi

Program kampus merdeka disebut mengedepankan karakter Pancasila.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Hiru Muhammad
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim menyampaikan Program dan Kebijakan Pendidikan Tinggi bertajuk Merdeka Belajar: Kampus Belajar di Gedung Kemendikbud, Jakarta, Jumat (24/1/2020).
Foto: Antara/Aprillio Akbar
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim menyampaikan Program dan Kebijakan Pendidikan Tinggi bertajuk Merdeka Belajar: Kampus Belajar di Gedung Kemendikbud, Jakarta, Jumat (24/1/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah dan Universitas Negeri Jakarta (UNJ) bekerjasama dalam implementasi merdeka belajar di Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK). Kepala Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris FITK UIN Syarif Hidayatullah, Didin mengatakan kampus merdeka mempunyai dasar yang baik.

Ia menjelaskan, di dalamnya terdapat sudut pandang teori psikologi humanistik, psikologi positif, dan mengarah pada belajar secara otonomi. Belajar secara otonomi adalah konsep mengartikan mahasiswa belajar bertanggung jawab untuk pembelajaran dirinya sendiri.

Didin menjelaskan setiap mahasiswa memiliki peran dan kondisi tersendiri. Kampus merdeka, menurutnya memberikan hak kepada mahasiswa untuk melakukan kegiatan di luar kampus seperti magang, proyek di desa, pertukaran pelajar, penelitian, hingga kegiatan wirausaha.

"Adanya pergeseran paradigma pendidikan dari transaksional menuju kritis transformatif. Hal tersebut mengubah objek didik menjadi subjek didik. Hal tersebut memiliki kuncinya tersendiri yaitu kritis, kreatif dan inovatif," kata Didin, dalam keterangannya, Rabu (14/10).

Program kampus merdeka disebut mengedepankan karakter Pancasila. Tak hanya itu saja, diperlukan pula lingkungan belajar yang sesuai dengan kebutuhan kompetensi di masa mendatang dimana dapat dimulai dari kemerdekaan kurikulum dengan disertai fondasi yang kuat.

Sementara itu, untuk membangun kompetensi yang dibutuhkan secara rinci, kurikulum juga perlu dibarengi dengan kebebasan belajar yang berkaitan dengan pesatnya perubahan dunia. Dengan lingkungan belajar yang mendukung, maka para mahasiswa dapat mengembangkan kreativitas dan inovasinya.

Rektor UNJ Komarudin menjelaskan, semangat merdeka seharusnya tidak hanya menjelang kemerdekaan dan saat kemerdekaan saja. Semangat kemerdekaan harus terus bergulir, membesar, dan harus dijalankan bersamaan dengan semangat kemandirian dan berdaulat.

"Perkawinan ini diharapkan akan terus berlanjut karena ini sesuai dengan kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bahwa kebijakan merdeka belajar kampus merdeka berimplikasi pada kolaborasi perguruan tinggi dalam berbagai bidang," kata dia.

Komarudin menambahkan dengan kebijakan baru yaitu merdeka belajar kampus merdeka, maka ada penguatan yang terjadi. Bukan hanya pada sisi merdeka, tetapi juga membangun kemandirian dan kedaulatan bangsa. Oleh karena itu, program ini harus diimplementasikan dengan sebaik-baiknya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement