Kamis 15 Oct 2020 00:15 WIB

AS-Arab Saudi Gelar Dialog Strategis

Menlu Arab Saudi berkunjung ke AS dan dijadwalkan bertemu Menlu AS Mike Pompeo

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Christiyaningsih
Bendera Arab Saudi.
Foto: AP/Cliff Owen
Bendera Arab Saudi.

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan berkunjung ke Washington, Amerika Serikat (AS). Dia diagendakan menghadiri Dialog Strategis AS-Saudi yang pertama.

Pangeran Faisal diagendakan bertemu Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo pada Rabu (14/10). Mereka akan membahas tentang peningkatan kerja sama bilateral. Pompeo dan Pangeran Faisal akan turut membicarakan beberapa proyek pembangunan dan hubungan ekonomi.

Baca Juga

“Dialog akan fokus pada komitmen bersama kami untuk memajukan keamanan dan kemakmuran regional, pembangunan ekonomi, serta pertukaran antar-warga yang telah mendukung hubungan bilateral kami sejak pertemuan penting antara Presiden Roosevelt dan Raja Abdulaziz di atas kapal USS Quincy 75 tahun lalu," kata pernyataan dari kantor Pompeo dikutip laman Al Arabiya.

Pangeran Faisal dan Pompeo akan menyampaikan pidato bersama sesuai melaksanakan pertemuan. Arab Saudi merupakan sekutu AS di Timur Tengah. Kedua negara adalah aktor utama yang menentang pengaruh Iran di kawasan.

Baik Riyadh maupun Washington menganggap Iran sebagai sumber ancaman. Saat berbicara dalam diskusi panel di Konferensi Keamanan Munchen ke-56 di Jerman pada Februari lalu, Pangeran Faisal sempat menyatakan Saudi tidak akan mengadakan pembicaraan sebelum Iran mengubah perilakunya. "Pesan kami ke Iran adalah untuk mengubah perilakunya terlebih dulu sebelum sesuatu dibahas," ujarnya.

Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif turut menghadiri Konferensi Keamanan Munchen. Dia juga mengomentari hubungan negaranya dengan Saudi. Menurutnya, Riyadh memang belum memiliki iktikad untuk mengurangi ketegangan dengan Iran.

"Saya yakin tetangga kami, terutama Arab Saudi, tidak ingin (mengurangi eskalasi)," ujar Zarif seraya menambahkan bahwa Saudi berada di bawah pengaruh kampanye AS untuk memberikan tekanan maksimum pada Iran.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement