Rabu 14 Oct 2020 17:50 WIB

Proyek Big Picture Dinilai Sulit Terwujud

Salah satu kritikan datang dari kepala eksekutif Aston Villa, Christian Purslow.

Rep: Anggoro Pramudya/ Red: Israr Itah
CEO Aston Villa Christian Purslow (depan).
Foto: EPA/ANDY RAIN
CEO Aston Villa Christian Purslow (depan).

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Rencana sejumlah untuk menjalankan proyek Big Picture yang dipelopori Manchester United (MU) dan Liverpool mendapat kritikan dari beberapa petinggi klub Liga Primer Inggris. Salah satu kritikan datang dari CEO Aston Villa Christian Purslow.

Dalam pandanganya, Purslow menyoroti rencana dengan salah satu tujuan menyelamatkan keuangan klub sepak bola yang berkompetisi di bawah naungan Liga Sepak Bola Inggris (EFL), yakni Divisi Championship, League One, dan League Two.

Baca Juga

"Saya tidak berpikir kita harus memberikan terlalu banyak kepercayaan pada rencana khusus ini," kata Purslow kepada program Today Radio 4, dikutip BBC Sports, Rabu (14/10).

Pemegang saham klub Liga Primer dijadwalkan akan segera mengadakan pertemuan untuk membahas proyek dan keuangan dalam sepak bola Negeri Ratu Elizabeth, Rabu ini. Agendanya antara lain membahas proposal yang diinisiasi oleh MU dan Liverpool.

Nantinya, di bawah rencana tersebut, EFL akan mendapatkan 25 persen dari semua penawaran TV Liga Primer pada masa depan, yang akan dinegosiasikan bersama. Ini masih ditambah dana bantuan langsung sebesar 250 juta pounds.

Proyek Big Picture dinilai hanya menguntungkan pemilik asing di klub Liga Primer dengan sembilan klub memiliki hak lebih dalam melakukan manuver di bursa transfer.

"Saya pikir sangat tidak mungkin bahwa rencana ini, seperti yang telah dijelaskan di depan umum, akan mendapatkan banyak daya tarik di dalam Liga Primer itu sendiri," sambung Purslow.

Dalam putusannya proyek ini dinilai baru akan dijalankan pada musim 2022/2023. Bakal ada voting dari tim-tim langganan Liga Primer. Terutama pemilik suara dominan antara lain Liverpool, MU, Arsenal, Manchester City, Tottenham Hotspur, dan West Ham United.

Di sisi lain, Asosiasi Suporter Sepak Bola (FSA) angkat bicara soal rencana tersebut. Mereka secara tegas menolak rencana penyusutan jumlah tim dari 20 kontestan menjadi 18 peserta, yang dimana masuk dalam rencana Big Picture.

Dalam pernyataannya FSA mengeklaim rencana tersebut bukanlah jawaban. Mereka akan menjadi bencana yang mutlak, dan hanya menguntungkan segelintir miliarder asing yang berada di Britania Raya, khususnya dalam lingkup sepak bola Liga Primer Inggris.

"Saya pikir itu luar biasa bahwa kepala EFL, yang sudah menerima hampir 400 juta pound setahun, akan memilih untuk menjalankan rencana tanpa mendiskusikannya secara langsung dengan Liga Primer," kata dia.

Berikut tujuh poin rencana proyek Big Picture dikutip BBC Sports:

1. Liga Primer Inggris akan memotong tim kontestan dari 20 tim menjadi 18 tim, dengan divisi Championship, League One, serta League Two masing-masing masih akan bertahan dengan 24 kontestan

2. Dua tim terbawah Liga Primer terdegradasi secara otomatis dengan tim urutan ke-16 menjalani laga play-off dengan tim Divisi Championship.

3. Piala Liga dan Community Shield dihapuskan.

4. Pembayaran parasut, yang sebelumnya diperuntukkan bagi tim-tim yang terdegradasi dari Liga Primer, dihapuskan.

5. EFL akan mendapatkan bantuan tahunan berupa dana sebesar 25 persen dari keuntungan hak siar Liga Primer Inggris.

6. Sembilan klub diberikan hak suara khusus untuk masalah tertentu, berdasarkan perpanjangan waktu mereka di Liga Primer Inggris.

7. 100 juta pounds akan dibayarkan ke FA untuk menggantikan pendapatan yang hilang

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement