Rabu 14 Oct 2020 14:39 WIB

Arab Saudi Gagal Masuk Jadi Anggota Dewan HAM PBB

Rusia dan China lolos menjadi anggota Dewan HAM PBB yang mendapat kritik

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
Bendera Arab Saudi.
Foto: Eurosport
Bendera Arab Saudi.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Arab Saudi gagal dalam upaya untuk menjadi anggota Dewan Hak Asasi Manusia (Dewan HAM) PBB, Selasa (13/10) waktu setempat. Namun, Rusia dan China lolos terpilih menjadi anggota Dewan HAM dalam pemungutan suara yang telah memicu protes di kalangan para pembela HAM.

Majelis Umum PBB mengadakan pemilihan untuk 15 kursi kosong di Dewan HAM yang beranggotakan 47 negara. Anggota yang terpilih nantinya baru bertugas selama tiga tahun mulai Januari 2021.

Baca Juga

Dilansir laman Middle East Eye, Rusia berjalan tanpa lawan karena kesepakatan di belakang layar. Sementara, China dan Pakistan terpilih ke dalam kelompok Asia dari Dewan HAM PBB.

China berhasil mendapatkan 139 suara, turun dari terakhir kali mencalonkan diri pada tahun 2016 ketika memperoleh 180. Pakistan memperoleh 169, sementara Arab Saudi berada di urutan kelima dengan hanya 90 suara. Arab Saudi pun dikalahkan oleh Nepal dengan 150 suara.

Direktur di Human Rights Watch (HRW) Louis Charbonneau mengatakan, para negara pelanggar HAM tidak boleh diberi kursi di Dewan HAM PBB. "Ini tidak baik untuk hak asasi manusia atau untuk dewan hak ketika pelanggar hak asasi terburuk terpilih," kata dia.

Arab Saudi telah banyak dikritik oleh kelompok-kelompok hak asasi karena tindakan kerasnya terhadap para aktivis, peran utamanya dalam perang di Yaman, dan pembunuhan jurnalis Saudi Jamal Khashoggi. Bulan lalu, belasan negara mengutuk Riyadh di hadapan dewan hak asasi karena pelanggaran serius dan menuntut pertanggungjawaban atas kematian Khashoggi.

Khashoggi, kolumnis untuk Washington Post dan Middle East Eye, dibunuh secara brutal di konsulat Saudi di Istanbul pada Oktober 2018. Jenazahnya tidak pernah ditemukan.

Sementara itu, tawaran suara oleh Beijing dan Moskow mendapat kritik tajam pada hari-hari menjelang pemungutan suara, sebagian besar karena peran Rusia dalam konflik Suriah dan kebijakan China di Xinjiang di mana PBB mengatakan sekitar satu juta orang Uighur dan etnis Kazakh ditahan di kamp.

"Negara-negara anggota PBB tidak boleh memilih China dan Arab Saudi, dua dari pemerintah paling kejam di dunia untuk mendapatkan kursi di Dewan Hak Asasi Manusia PBB," cicit Kenneth Roth, Direktur Eksekutif Human Rights Watch.

"Banyak kejahatan perang Rusia dalam konflik bersenjata Suriah menjadikannya kandidat lain yang sangat bermasalah," ujarnya menambahkan.

AS juga mengecam Dewan Hak Asasi Manusia PBB pada Selasa. AS keberatan dengan pemilihan apa yang disebutnya "negara-negara dengan catatan hak asasi manusia yang menjijikkan" ke dalam badan internasional, termasuk Rusia, Cina dan Kuba. Seperti diketahui, Washington telah menarik diri dari dewan tersebut pada 2018 karena tuduhan bias anti-Israel.

"Pemilihan ini hanya semakin memvalidasi keputusan AS untuk menarik dan menggunakan tempat dan kesempatan lain untuk melindungi dan mempromosikan hak asasi manusia universal," kata Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo dalam sebuah pernyataan.

Sementara Washington mengatakan negaranya memprioritaskan HAM, kelompok-kelompok pembela HAM mengecam pemerintahan Trump atas hubungan dekatnya dengan pemerintah otoriter di Timur Tengah, termasuk Mesir dan Arab Saudi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement