Rabu 14 Oct 2020 13:38 WIB

UNS Buat Inovasi Pengukur Sinyal Detak Jantung

Inovasi karya dipamerkan dalam acara Smart IT Fest Inovasi Produk D-3 TI.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Dwi Murdaningsih
Detak jantung. Ilustrasi
Foto: Google
Detak jantung. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO - Program Studi (Prodi) D-3 Teknik Informatika (TI) Sekolah Vokasi (SV) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo membuat inovasi IOHT dan NORI sebagai solusi di era pandemi Covid-19. Inovasi tersebut dipamerkan dalam acara Smart IT Fest Inovasi Produk D-3 TI secara virtual pekan lalu.

IOHT atau Internet of Healthcare Things merupakan inovasi yang diciptakan untuk mengukur sinyal detak jantung, sinyal kelistrikan otot, dan resistansi kulit pasien. Dengan menggandeng Klinik Mutiara Sehat, Prodi D-3 TI SV UNS merancang IOHT dengan fitur Wireless Fidelity (Wifi) guna mengirimkan data yang selanjutnya dikirimkan ke alat pengendali atau controller bernama ESP-32.

Baca Juga

"Data-data terukur tersebut dikirimkan ke server menggunakan teknologi Wifi. Aplikasi ini kombinasi antara perangkat keras dan software yang dibangun yang selanjutnya data yang terukur dikirimkan ke aplikasi web secara wireless ke server lokal," kata Kepala Prodi (Kaprodi) D-3 TI SV UNS, Hartatik, seperti tertulis dalam siaran pers, Selasa (13/10).

Hartatik menjelaskan, IOHT dirancang oleh tim pengembangan Prodi D-3 TI SV UNS. Anggota tim yang terlibat dalam pengembangan inovasi ini, di antaranya Luthfi Hildhasari, Novian Indah Fajriani, dan Nova Damayanti dengan didampingi dosen pembimbing Muh Asri Syafi'ie.

"Dengan adanya kecanggihan pengiriman data pasien menggunakan sambungan Wifi, tenaga medis yang menggunakan IOHT ini dapat mengurangi interaksi/ kontak langsung dengan pasien untuk mengurangi potensi penularan Sars-Cov-2," imbuhnya.

Selain IOHT, inovasi lain yang diperkenalkan Prodi D-3 TI SV UNS dalam Smart IT Fest yakni, aplikasi antrian bernama NORI. Aplikasi ini diciptakan oleh mahasiswa tingkat akhir Prodi D-3 TI SV UNS, Wikantoro Trisnoadi.

Wikantoro membuat aplikasi NORI dilatarbelakangi kebosanan saat harus antre yang memakan waktu lama. Wikantoro menilai dengan adanya aplikasi NORI yang dia ciptakan, waktu yang terbuang saat mengantre dapat dimanfaatkan untuk aktivitas lainnya.

"Situasi pandemi Covid-19 juga menuntut masyarakat mengurangi antrean secara fisik. Aplikasi ini digunakan untuk melakukan antrean dan menginformasikan keadaan antrean. Aplikasi ini dikembangkan bersama dosen Prodi D-3 TI SV UNS, Pak Nanang Maulana," ungkap Wikantoro.

Wikantoro menambahkan, aplikasi NORI dirancang untuk antrean secara umum sehingga perusahaan bisa menggunakan inovasi ini. Pengguna cukup mengunduh NORI melalui gawai dan selanjutnya dapat melakukan antrean secara daring untuk event yang diselenggarakan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement