Rabu 14 Oct 2020 14:18 WIB

Alasan Mengapa Nyamuk Suka Darah Manusia

Nyamuk menghisap darah manusia dan menyebabkan berbagai penyakit.

Rep: Haura Hafizhah/ Red: Dwi Murdaningsih
Nyamuk zika. Ilustrasi
Foto: Engadget
Nyamuk zika. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para peneliti mengungkap alasn nyamuk menyukai darah manusia. Peneliti mengatakan nyamuk menyukai darah manusia karena darah manusia asin dan manis.

Nyamuk juga memiliki dua mode makan yang berbeda. Pertama, nyamuk mendeteksi gula dan kedua yang menembus kulit serta memakan darah mirip dengan jarum suntik.

Baca Juga

Penulis studi Leslie Vosshall dan peneliti lain mampu mengelabui nyamuk untuk masuk ke mode makan darah dengan menawarkan empat senyawa yaitu glukosa, natrium klorida, natrium bikarbonat yang ditemukan dalam darah dan soda kue serta adenosin trifosfat atau ATP.  ATP tidak memiliki rasa, tetapi Vosshall mencatat itu mungkin menarik bagi nyamuk.

“ATP adalah benda misteri khusus yang rasanya tidak ada artinya bagi manusia. Tapi itu pasti sangat menarik dan bermanfaat bagi nyamuk, "kata Vosshall dilansir dari Foxnews, Rabu (14/10).

Kemudian, ia melanjutkan para peneliti mampu sedikit mengubah serangga dan memberi mereka cahaya fluoresen untuk melihat kapan sel saraf tertentu diaktifkan dan melihat bagaimana sel bereaksi dan menyala terhadap makanan yang berbeda.

Para peneliti berharap bahwa dengan memahami mengapa nyamuk memakan darah manusia, mungkin ada obat yang dibuat yang dapat menghentikan nyamuk memakan darah manusia.

 "Jika nyamuk tidak dapat mendeteksi rasa darah, secara teori mereka tidak dapat menularkan penyakit," kata Veronica Jové, seorang HHMI Gilliam Fellow di Rockefeller University sekaligus penulis utama studi tersebut.

Serangga penghisap darah yang menyebarkan penyakit seperti malaria, demam berdarah dan demam kuning bertanggung jawab atas sedikitnya 500.000 kematian setiap tahun.  Hanya nyamuk betina yang memakan darah menggunakannya sebagai makanan untuk telurnya berkembang.

"Ini jelas merupakan tur teknis. Ini juga adalah salah satu yang dapat kami gunakan untuk melawan nyamuk," kata ahli saraf Chris Potter dari Fakultas Kedokteran Universitas Johns Hopkins.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement