Rabu 14 Oct 2020 06:17 WIB
Tanya Jawab Islam

Sejarah Haji: Makna dan Hikmah Haji

Sejarah haji berkaitan erat dengan perintah Allah SWT kepada Nabi Ibrahim

Haji (ilustrasi) --  Sejarah haji tak lepas dari perintah Allah kepada Nabi Ibrahim
Foto: Republika
Haji (ilustrasi) -- Sejarah haji tak lepas dari perintah Allah kepada Nabi Ibrahim

IHRAM.CO.ID -- Konsultasi agama Islam kali ini memahas makna, hikmah, dan sejarah haji bagi umat Islam.

Pertanyaan:

Apakah hikmah diwajibkanya haji Pak? Bagaimana sejarah dari ibadah haji tersebut?

Sholihun, Yogyakarta 

Jawaban:

Di antara hikmah diwajibkannya naik haji adalah: 

1. Melatih diri dengan seluruh kemampuan untuk mengingat Allah secara khusu' pada hari-hari yang telah ditentukan, melalui upaya memurnikan kepatuhan dan ketundukkan hanya kepadaNya saja. 

2. Menimbulkan rasa perdamaian dan persaudaraan di antara sesama kaum Muslimin. Sejak calon haji mengenakan pakaian ihram, semua manusia kelihatan sama, tidak dapat dibedakan antara si kaya dan si miskin, antara penguasa dan rakyat, antara pandai dan bodoh, semua tunduk di hadapan Allah. 

3. Mencoba mengalami serta membayangkan kehidupan di akhirat nanti, yang pada waktu itu tidak seorang pun yang dapat menolong kecuali Allah Ta'ala. Berkumpulnya manusia di padang Arafah merupakan gambaran di Masyhar nanti. 

Demikian pula dengan melempar jumrah di panas terik matahari di tengah-tengah lautan manusia dalam keadaan haus, merupakan gambaran saat-saat ketika manusia berdiri di hadapan Mahkamah Allah di akhirat nanti.

4. Menghilangkan rasa kesombongan. 

5. Menghayati kehidupan dan perjuangan Nabi Ibrahim beserta putranya Ismail dan Nabi Muhammad SAW beserta para sahabatnya. 

6. Sebagai muktamar Muslimin internasional. Pada musim haji kaum Muslimin datang dari seluruh pelosok bumi. Mereka berkumpul di sana saling bincang tukar pengalaman dan pemikiran, sehingga masing-masing orang dapat mengambil manfaatnya untuk dibawa ke negeri mereka nanti. 

Di samping itu, berkumpulnya jama'ah dari pelosok dunia, juga menyadarkan kita dengan adanya ragam madzhab dan aliran dalam pelaksanaan ibadah. Pikiran kita akan terbuka dalam menerima wawasan keilmuan yang sangat beragam itu dan dapat diambil manfaatnya guna menambah khasanah pemikiran umat.

Bagaimana dengan sejarah haji?

Adapun sejarah haji berkaitan erat dengan perintah Allah kepada Nabi Ibrahim untuk menyeru manusia menunaikan ibadah haji. Allah berfirman: Panggillah ummat manusia untuk mengerjakan haji niscaya mereka datang dengan berjalan kaki dan mengendarai unta yang kurus dari segenap penjuru yang jauh. Agar mereke menyaksikan manfaatdan menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan (Hari wukuf dan hari tasyrik) atas rizki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak. Makanlah sebagiannya dan berikanalah sebagian yang lain untuk dimakan orang yang sengsara lagi fakir.(Al Hajj 27-28)

Di mana ketika itu kota Makkah masih berupa daerah padang pasir yang belum didiami oleh seorang manusia pun. Bagaimana sulitnya ketika itu Siti Hajar beserta anaknya, Ismail yang ditinggal Nabi Ibrahim as. menunaikan tugas dari Allah ­mencari setetes air untuk minum. Dia berlari bolak-balik berulang kali dari bukit Shafa ke bukit Marwah, tanpa ada seorang pun yang dapat dimintai pertolongannya, kecuali hanya Allah. 

* Rubrik Tanya Jawab Islam dimuat pada 2009-2010 yang diasuh oleh Prof Ahmad Satori Ismail

sumber : Pusat Data Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement